SIDOARJO TERKINI
Headline Hukum & Kriminal Indeks Politik & Pemerintahan

Lapas Mulai Tahap Rehabilitasi Sosial Bagi Warga Binaan Pecandu Narkoba

 

SIDOARJO – Lembaga Pemasyarakatan di Jawa Timur mulai menjalankan program rehabilitasi sosial penyalahguna narkoba untuk warga binaannya. Seperti yang telah dilakukan Lapas I Surabaya, Sabtu (4/3). Lapas yang dipimpin Jalu Yuswa Panjang itu mulai melakukan skrining awal untuk menentukan peserta program rehabilitasi sosial.

“Hari ini sudah mulai, kami melakukan skrining awal terhadap 191 warga binaan Lapas I Surabaya,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari.

BACA JUGA :  Rugikan Negara Rp. 605 Juta, Kanwil DJP Jatim II Serahkan Tersangka Pidana Pajak ke Kejari Sidoarjo

Imam menjelaskan bahwa 191 orang warga binaan ini statusnya masih sebagai calon peserta. Sebanyak 23 petugas menyaring mereka lewat skrining awal hari ini.

“Dari jumlah itu, hanya akan kami pilih 140 orang saja yang akan ditetapkan sebagai peserta rehabilitasi sosial,” ujar Imam.

Sementara itu, Kalapas Jalu menjelaskan bahwa skrining pada tahun ini menggunakan formulir penilaian ASSIST versi 3.1 (Alcohol Smoking Substance Use Involvement Screening and Test). Yang selama ini digunakan sebagai alat ukur untuk mengidentifikasi sesorang memiliki riwayat penggunaan zat, bagaimana resikonya dan apakah ada indikasi ketergantungan zat.

BACA JUGA :  Peduli Lingkungan, Koramil 0816/02 Candi Tanam 500 Bibit Pohon Akasia di Wilayah Teritorial

“Rehabilitasi ini untuk mempersiapkan mereka agar lebih siap bila suatu saat kembali ke masyarakat,” ujar Jalu.

Karena menurut Jalu, tantangan sesungguhnya bagi mantan pecandu/ penyalahguna narkoba berada pada masyarakat. Dukungan berbagai pihak seperti keluarga dan edukasi yang tepat kepada masyarakat dan pecandu narkoba dapat memaksimalkan tercapainya tujuan rehabilitasi sosial tersebut.

BACA JUGA :  Diduga Korban Tabrak Lari, Pemotor Ditemukan Luka Parah di Jalan Sidomulyo Krian

“Stigma yang terbangun tentang Pecandu Narkotika di masyarakat patut untuk diminimalisir sehingga kondisi mantan pecandu narkoba dapat diterima di tengah masyarakat dan tidak mengalami diskriminasi,” tutup Jalu. (cles)