SIDOARJO TERKINI
Ekbis Headline Indeks

Diduga Timbun Pupuk Bersubsidi, Kodim Datangi CV Tani Jaya

image

Petugas dari Kodim 0816 Sidoarjo saat mendatangi toko Tani Jaya, di Desa Gelang, Kecamatan Tulangan.

(TULANGANterkini)- Diduga menimbun pupuk bersubsidi, Kodim 0816 mendatangi toko penjual pupuk dan obat-obatan pertanian CV Jaya Tani milik Sugiono warga Desa Gelang, Kecamatan Tulangan, Sabtu, (21/3/2015).

Meski tidak mendapati pupuk bersubsidi yang ditimbun. Dilokasi, petugas mendapatkan pupuk jenis urea 90 sak, pupuk ZA 6 sak dan pupuk fosfat (sp) 84 sak.

Bukan hanya itu, banyak ditemukan sak pupuk bersubsidi. Toko tersebut juga menjual  pupuk bersubsidi dengan harga eceran tinggi, yakni sebesar Rp 3000/kg dan menjual pupuk jenis Urea per saknya dengan harga Rp 130 ribu.

BACA JUGA :  ACT Bergerak Masif Galang Dukungan Lintas Generasi untuk Kemenangan Prabowo-Gibran

Padahal, harga pupuk bersudsidi saat ini jenis pupuk urea Rp 1.800/kg atau per sak Rp 90.000, jenis pupuk ZA harga eceran Rp 1400/kg dan Rp 70.000 per saknya. Untuk pupuk jenis SP 36 harga eceran Rp 2000/kg dan per saknya senilai Rp100.000.

BACA JUGA :  Gelar Sosialisasi, BPPD Ajak PWI Sidoarjo Berkolaborasi Tingkatkan Kesadaran Bayar Pajak

Sedangkan jenis phonska harga eceran Rp 2300/kg atau satu sak senilai Rp 115.000, pupuk organik Rp 500/kg dan Rp 20.000 dalam ukuran satu saknya.

Komandan Unit Intel Kodim 0816 Sidoarjo Lettu Muhammad Khoiri, CV Jaya Tani ini telah menjual pupuk bersudsidi secara eceran yang harganya terlalu tinggi.

Penjual pupuk bersubsidi menjual pupuk secara eceran tidak boleh melebihi standrat Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sesuai aturan pemerintah.

Kodim Sidoarjo,  tidak melarang menjual pupuk secara eceran, namun harganya jangan terlalu tinggi. “Semua temuan di lapangan akan kami data dan dilaporkan kepada atasan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Buka Raker II Tahun 2023, Ketua DPRD Minta PWI Sidoarjo Jadi Mitra Strategis

Kepada petugas, Sugiyono mengaku akan berhenti menjual pupuk eceran. Dia tidak akan melayani eceran, namun pupuk per saknya.

Dia mengaku tidak mendapatkan untung, jika pupuk eceran dijual dengan harga sesuai ketentuan tersebut. “Kalau saya jual dengan harga sama, tidak untung malah rugi. Belum lagi saya harus modal plastik,” tandas Sugiyono.(st-13)