SIDOARJO TERKINI
Gaya Hidup & Romantika Headline Hukum & Kriminal Indeks Pendidikan & Kesehatan Politik & Pemerintahan

Masalah Sampah Plastik, Komisi IV DPR-RI Lakukan Kunker ke Desa Tropodo Krian

(SIDOARJOterkini) – Permasalahan limbah plastik yang digunakan untuk pembakaran pabrik tahu di desa Tropodo Krian, mendapat perhatian dari Komisi IV DPR RI.

Rombongan anggota DPR RI dari Komisi IV didampingi Ditjen Lingkungan Hidup, Dinas DLHK Provinsi Jawa Timur dan DLHK Kabupaten Sidoarjo melakukan kunjungan kerja ke Desa Tropodo Krian.

Wakil Komisi IV DPR RI H Dedi Mulyadi mengatakan, kedatangan Komisi IV DPR RI ini untuk menindaklanjuti permasalahan impor limbah yang didatangkan dari 42 negara yang saat ini menumpuk ini.

BACA JUGA :  Ribuan Warga Sidoarjo Nobar Geden di Alun-alun

“Dari impor limbah plastik tersebut, Desa Tropodo ini salah satunya yang menerima dampak dari limbah berbahaya bagi lingkungan tersebut,”ungkap Dedi dihadapan para pengusaha tahu Tropodo. Sabtu 1 Februari 2020.

Disampaikan Dedi, sampah domestik yang selama ini dikumpulkan oleh masyarakat yang selanjutnya dikirim ke pabrik-pabrik saja sudah sangat berlimpah. Kenapa harus menumpuk lagi limbah sampah dari luar negeri.

“Kalau untuk sampah domestik masih boleh lah, nah yang tidak diperbolehkan itu sampah impor dan itu pidana,”tegas Dedi.

BACA JUGA :  Ribuan Warga Sidoarjo Nobar Geden di Alun-alun

Sementara itu Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati menyatakan, persoalan impor sampah dari negara luar menjadi ancaman bersama. Berdasarkan Permendag Impor limbah non B3 harus dalam keadaan bersih, tidak berasal dari landfill, tidak tercampur limbah B3 dan tidak tercampur sampah.

“Untuk itu kita akan batasi impor sampah ini, dan bulan Agustus tahun kemarin kita sudah reekspor 400 kontainer limbah sampah ke negeri asal. Saat ini masih tersisa 1078 kontainer yang belum dikembalikan,”ujarnya.

BACA JUGA :  Ribuan Warga Sidoarjo Nobar Geden di Alun-alun

Kepala DLHK Provinsi Jawa Timur mengungkapkan, pada prinsipnya para pengusaha tahu di Desa Tropodo Krian ini sudah mengurangi penggunaan sampah plastik untuk bahan bakar. Kendalanya adalah harga kayu dan pelet pengganti sampah plastik ini harganya lebih mahal.

“Untuk perpindahan ini, pemerintah perlu memberikan subsidi agar keberadaan pabrik tahu di Tropodo ini tetap bisa berproduksi,”ucapnya.

Rombongan Komisi IV DPR RI selanjutnya bergerak ke PT Pakerin Mojokerto yang merupakan sentra limbah. (cles)