(SIDOARJOterkini) – Kasus penganiayaan melibatkan dua Perangkat desa Sebani Kecamatan Tarik yang diduga terkait masalah data penerima BLT saat pandemi covid-19, membuat salah satu tokoh Masyarakat Tarik Senadi Harjo angkat bicara.
Menurut Senadi, kejadian penganiayaan yang terjadi di Desa Sebani itu menunjukkan masih banyaknya oknum perangkat desa yang bertindak arogan.
“Kejadian di desa Sebani itu hanya contoh kecil, tidak menutup kemungkinan di desa-desa yang lain praktik seperti itu juga terjadi,”ucap Senadi saat dihubungi melalui selulernya oleh SIDOARJOterkini.com, Selasa 02 Juni 2020.
Diungkapkan Senadi, pihaknya amat menyesalkan kejadian tersebut, apalagi dipicu karena dicoretnya nama anggota keluarga perangkat (pelaku..red) sebagai penerima bantuan, tentu ini sangat menciderai hati masyarakat dan patut diduga ada ketidak beresan dengan daftar penerima BLT tersebut.
“Meski kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian, saya meminta kepada pihak instansi yang berwenang untuk segera bersikap dan jangan tutup mata membela perangkat bermasalah yang mencoreng nama baik pemerintahan,”tegas tokoh yang juga Pengurus DPC PDI Perjuangan Sidoarjo tersebut.
Dirinya berharap, semoga kejadian di Desa Sebani tersebut bisa dijadikan pelajaran bagi desa yang lain dalam pengajuan daftar penerima bantuan, karena ini sangat rentan sekali.
“Cukup terjadi di Desa Sebani saja kejadian seperti ini, desa-desa lain bisa menjadikan kasus ini sebagai pelajaran,”pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kasi perencanaan (Kebayan) yang bernama Nanang menghajar Moch Ajib Kaur Kesra (Modin) Desa Sebani Kecamatan Tarik di depan warga saat pembagian Bantuan langsung Tunai (BLT). Hal tersebut diduga disebabkan karena dicoretnya anggota keluarga Kebayan dari daftar penerima Bantuan oleh Modin Moch Ajib (Korban). Atas kejadian tersebut korban akhirnya melapor ke Polisi.(cles)