SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Politik & Pemerintahan

Muhammadiyah Tegaskan Netral Dalam Pilkada Sidoarjo

(SIDOARJOterkini)-Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Sidoarjo menegaskan netral dalam Pilkada Sidoarjo. Dipersilahkan warga muhammadiyah dipersilahkan untuk memilih satu dari empat pasangan calon (paslon) cabup-cawabup sesuai hati nuraninya.

Penegasan ini diungkapkan Sekretaris PD Muhammadiyah Sidoarjo, Masyhud saat acara Milad Muhammadiyah ke 106, di Kantor PD Muhammadiyah Sidoarjo, Jalan Mojopahit, Sidoarjo, Minggu (25/10). “Sebagai ormas kemasyarakatan, Muhammadiyah dari dulu netral dalam pilkada, pileg, maupun pilpres,” ujarnya.

Bukan hanya itu, Masyhud menjelaskan jika Muhammadiyah tidak berpolitik praktis dan tidak terkait dengn partai manapun. Untuk itu dipersilahkan paslon yang ingin bersilaturahmi dengan Muhammadiyah.

BACA JUGA :  Peringati Hardiknas, Anggota Sat Binmas Polresta Sidoarjo Edukasi Pelajar

Dalam Pilkada Sidoarjo, ada salah satu orang Muhammadiyah, yakni Imam Sugiri yang maju sebagai cawabup bersama cabup Warih Andono. Meski demikian, lanjut Masyhud, Muhammadiyah tidak kaitannya dengan Muhammadiyah. “Setiap warga Muhammadiyah mempunyai hak puntuk dipilih maupun memilih. Jadi dipersilakah saja mau memilih calon yang mana,” tandas Masyhud.

BACA JUGA :  Jaga Kelestarian Lingkungan, Anggota Koramil 0816/11 Tarik Laksanakan Penanaman Pohon

Senada juga diungkapkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Harjriyanto Y Thohari, yang hadir dalam Milad Muhammadiyah. Mantan Wakil Ketua DPR RI dari Golkar itu menegaskan, muhammadiyah tidak berpolitik praktis. Meskipun banyak warga Muhammadiyah yang masuk partai atau maju cabup, tapi bukan lantas didukung secara organisasi. “Dari dulu Muhammadiyah tidak berpolitik praktis. Jadi kalau ditanya dalam Pilkada sampai Pilpres, kita persilahkan memilih sesuai keinginannya,” tegasnya.

BACA JUGA :  Sebelas Kali Berturut-turut, LKPD Kabupaten Sidoarjo Peroleh Opini WTP

Hajriyanto menjelaskan, jika Muhammadiyah selama ini lebih fokus membangun dibidang pendidikan. Hal ini dikarenakan, pendidikan di Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara lain.

Namun, diakui oleh Hajriyanto, jika Muhammadiyah menjadi daya tarik bagi calon bupati, gubernur, calon legislatif bahkan calon presiden untuk mencari dukungan. “Saya persilahkan warga muhammadiyah untuk menggunakan hak politiknya. Kalau dalam Pilkada, ya silahkan pilih calon yang tentuya bisa memimpin dan membawa kebaikan,” pungkasnya. (st-12)