SIDOARJO TERKINI
Ekbis Gaya Hidup & Romantika Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan Profil

Danone-AQUA dan Water.org Kembangkan Inovasi Peningkatan Akses Air dan Sanitasi Melalui Kredit Mikro

(SIDOARJOterkini) – Danone-AQUA berkolaborasi bersama Water.org mengembangkan inovasi peningkatan l dan sanitasi melalui kredit mikro dari lembaga keuangan (WaterCredit).

Kolaborasi yang dijalankan dengan skema WaterCredit yang dipelopori oleh Water.org. Skema ini mendorong lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan dalam pembangunan akses air dan sanitasi.

Produk keuangan berupa pinjaman ini ditujukan bagi Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) agar dapat mengembangkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi di daerah mereka.

Sejak dimulainya program pada 2014, sebanyak 22 lembaga keuangan mikro dengan dukungan dari Water.org telah memberikan manfaat kepada 476.000 jiwa dalam mengakses air dan sanitasi.
Sebanyak 27 juta penduduk Indonesia kekurangan air bersih, dan 51 juta kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang baik.

Untuk itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk bersama dapat mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) yang mengharapkan setiap negara telah mampu mewujudkan 100% akses air bersih layak untuk penduduknya pada tahun 2030.

BACA JUGA :  Geger, Warga Dungus Sukodono Temukan Sapi Limosin Tak Bertuan

Merujuk Data Badan Pusat Statistik (BPS) capaian akses air bersih yang layak (Universal Access) di Indonesia baru mencapai 72,55%. Selain itu, 27 penduduk Indonesia kekurangan air bersih, dan 51 juta kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang baik. Hal lain yang tidak kalah penting, Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika ternyata masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Fakta ini menjadikan Indonesia menjadi peringkat kedua setelah India dalam hal BABS. Data yang dirilis pada 2017 menyatakan sebanyak 26,3 juta masyarakat Indonesia masih melakukan hal tersebut.

Melalui inovasi skema tersebut, Water.org dan Danone-AQUA menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan kelompok SPAMS Pedesaan. Water.org dan Danone-AQUA juga melakukan pendampingan kepada Lembaga keuangan agar dapat membuat produk kredit air dan sanitasi serta membangun kapasitas kelompok SPAMS Pedesaan agar bankable dan layak mendapat pinjaman.

BACA JUGA :  Kemenkumham Jatim Terapkan Layanan One Stop Service untuk CJH 2024

Sejak diluncurkan pada tahun 2016, kerja sama ini telah berjalan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan 3 lembaga keuangan yang telah menyalurkan pinjaman bagi 33 Kelompok SPAMS di 33 Desa.

Relationship Manager Water.org Indonesia, Indra Tri Bhuwono, menjelaskan salah satu yang menjadi masalah terbesar terkait akses air minum dan sanitasi adalah pendanaan. Untuk itu diperlukan inovasi pembiayaan yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses tersebut.

“Program ini dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan,”ujarnya.

BACA JUGA :  DJP Jawa Timur Lakukan Blokir Serentak Rekening Penunggak Pajak

Ditambahkannya, dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun.

“Dengan demikian lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas,”ungkapnya.

Sementara itu, Water Access Manager Danone Indonesia, Okta Fitrianos menyampaikan, kolaborasi ini sejalan dengan visi Danone-AQUA “One Planet One Health” di mana Danone-AQUA percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman atau pun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat.

“Komitmen kami akan terus mendukung tercapainya target SGDs di 2030, dengan mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang layak melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat”, pungkas Okta.(St-12/cles)