(SIDOARJOterkini) – Nurul Kirom (42) Warga Damarsi Kecamatan Buduran melakukan pemasangan spanduk di atas sebuah lahan yang diduga milik pengembang properti Diamond Village Juanda. Pemasangan spanduk dilakukannya lantaran akad jual beli antara dia dan keluarganya dengan pengembang yang tidak dipenuhi oleh pihak pengembang, Selasa 08 November 2022.
Dikatakan Nurul Kirom, kesepakatan akad jual beli atas lahan seluas 3500 meter persegi itu nilainya Rp 2,6 Miliar pada Desember 2021 dan saat itu pengembang telah membayar uang muka Rp. 100 Juta.
“Sesuai kesepakatan, pembayaran akan diangsur enam kali dengan jangka waktu dari tahun 2022 hingga Maret 2023, yang setiap angsuran sebesar Rp. 416, 667 Juta,”jelasnya.
Nah, permasalahan timbul setelah pihak pengembang tidak membayar angsuran sama sekali hingga akhir 2022.
Padahal, disampaikan Nurul pada akad jual beli itu, ada poin yang berbunyi akad itu bisa batal kalau pada termin pertama bulan Maret 2022 angsuran tidak dibayarkan. Poin itu menurutnya yang menjadi dasar dia selaku ahli waris tanah itu kemudian memasang spanduk bertuliskan pelarangan aktivitas di sana.
“Jangan salahkan saya jika saya melakukan aksi ini. Saya juga akan memperkarakan siapapun yang berani masuk ke tanah saya dan beraktivitas di sini selama kesepakatan bersama untuk pembayaran belum dibayar,” ujarnya. (cles)