SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan Politik & Pemerintahan

YAICI – PP Muslimat NU Lanjutkan Edukasi Gizi Untuk Cegah Stunting Masyarakat Sidoarjo

 

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat (kedua dari kiri) dan Erna Yulia Soefihara (kanan)

(SIDOARJOterkini) – Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU ikut berupaya melakukan pengentasan stunting dan gizi buruk di Kabupaten Sidoarjo, dengan melakukan edukasi dan pemahaman gizi pengumpulan fakta konsumsi susu kental manis kepada masyarakat, di kantor PC Muslimat NU Sidoarjo, jalan Merpati No.1 Larangan Sidoarjo, Minggu 06 Maret 2022.

Acara tersebut menghadirkan Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dan Dr, dr. Wiwik Winarningsih,MARS sebagai narasumber.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sidoarjo, pada Agustus 2020 angkanya sempat mencapai sekitar 8,24 persen atau 6.207 anak, dari jumlah pengukuran atau penimbangan. Sedangkan di Bulan Pebruari 2021, angka stunting ini turun menjadi 7,9 persen atau 5.239 anak dari 66.353 yang diperiksa. Meski terjadi penurunan prevalensi stunting, namun upaya-upaya pencegahan stunting harus tetap digencarkan.

BACA JUGA :  Pengenalan PSIAP dan Dukung ZI-WBBM, Kanwil DJP Jawa Timur II Adakan Media Gathering

Erna Yulia Soefihara , Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU mengatakan PP Muslimat NU akan terus menyampaikan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat terutama kader-kader NU. Sebab, pemahaman mengenai gizi berkaitan langsung dengan kesehatan anak dalam keluarga.

“Mengenai stunting, yang pertama kali terganggu itu adalah otak anak. Begitu anak lahir, otak anak tidak berkembang sebagaimana mestinya, ini disebabkan akibat ketidaktahuan ibu,” jelas Erna Yulia Soefihara.

Lebih lanjut, Erna juga menegaskan untuk membatasi konsumsi gula harian, karena gula merupakan media yang paling disenangi sel-sel kanker. Jadi sebaiknya konsumsi makanan minuman tinggi gula ini sebaiknya dihindari.

“Makanya penderita kanker sebaiknya membatasi konsumsi gula, apalagi susu kental manis, ini sangat disukai oleh sel-sel kanker untuk tumbuh,” tutur Erna.

Sementara itu Dr. dr. Wiwik Winarningsih, MARS mengingatkan, edukasi mengenai gizi dan susu kental manis seharusnya tidak hanya menyasar ibu-ibu atau calon ibu. Melainkan, generasi sebelumnya seperti nenek, mbah, eyang juga harus diedukasi.

BACA JUGA :  Polisi Ringkus Dua Pengedar Sabu Di Kamar Kos Kawasan Gedangan

“Justru kendala yang sering dihadapi ibu-ibu saat ini adalah bagaimana memberi pengertian kepada orang tuanya, bahwa pola-pola asupan gizi untuk anak sudah berubah. Kapan waktu MPASi, dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak tepat untuk pengasuhan anak,” jelas Wiwik Winarningsih.

Dijelaskan dr Wiwik, konsumsi susu kental manis sebagai minuman untuk anak masih lumrah dilakukan oleh masyarakat Sidoarjo.

“Memang masih banyak anak-anak yang mengkonsumsi susu kental manis sebagai minuman susu, makanya ini sangat mengkhawatirkan. Saya juga sekaligus apresiasi kepada YAICI dan kader PP Muslimat NU, yang rutin memberikan edukasi kepada masyarakat, karena masih banyak yang belum paham,”ungkap Wiwik.

Pada kesempatan tersebut Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, menjelaskan edukasi yang telah dilakukan YAICI bersama PP Muslimat NU. Diantara yang telah dilakukan adalah edukasi dan sosialisasi melalui kader, edukasi langsung ke masyarakat, penelitian hingga penggalian data langsung ke masyarakat yang mengkonsumsi susu kental manis.

BACA JUGA :  Pemkab Sidoarjo Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Kuota 2.000 Penerima

“Persoalan-persoalan yang kami temukan di lapangan itu beragam. Ada yang orang tua memang tidak tahu mengenai kandungan susu kental manis, atau bahkan ada yang sudah tahu tapi masih memberikan susu kental manis untuk anaknya. Alasannya juga macam-macam, ada yang karena lebih murah atau anaknya lebih suka,” jelas Arif.

Lanjut Arif, PP Muslimat NU dan YAICI berkomitmen akan terus melaksanakan edukasi tentang gizi dan cara yang tepat mengkonsumsi kental manis. “Kita tidak bisa hanya menunggu pemerintah dan produsen yang melakukan sosialisasi. Saat ini kami didukung oleh mitra seperti PP Muslimat NU, maka kita akan lanjutkan edukasi kepada masyarakat,”pungkas Arif Hidayat.(cles)