(SIDOARJOterkini) – Sebanyak 28 Dokter Di Kabupaten Sidoarjo menggelar aksi unjuk rasa di depan Monumen Jayandaru, Alun-alun Sidoarjo, Senin (24/10/2016). Dalam aksinya, mereka menolak program pemerintah terkait pendidikan Dokter Layanan Primer (DLP).
Perwakilan aksi demo dokter, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sidoarjo, dr Rudi Sapulete mengatakan, adanya pendidikan dokter layanan primer, justru sangat merugikan dokter umum yang berada di sejumlah daerah. Selain itu, pendidikan tersebut dinilai sia-sia. Karena dokter harus menempuh pendidikan yang lebih lama lagi.
“Saya kira tidak perlu menambahi pendidikan baru yang justru menyengsarakan dokter yang sudah lulus ini untuk di didik lagi. Justru ini nantinya akan menjadi konflik internal di kedokteran,” ucapnya.
Dirinya menambahkan, untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakat, tidak harus dengan progam tersebut, karena sudah ada dan akan dilayani oleh dokter spesialis.
Program pendidikan Dokter Layanan Primer (DLP), lanjut Rudi, nantinya akan mengganggu program pemerintah lainnya seperti program BPJS maupun program kesehatan lainnya. Karena semua dokter umum yang menangani program BPJS, bisa dianggap sebagai Malpraktek.
“Kalo ini terjadi, maka BPJS, dokter ini dianggap malpraktek. Karena mereka harus menjalani pendidikan terlebih dahulu selama tiga tahun. Apalagi program BPJS harus berjalan. Kalau ini tetap diberlakukan, maka BPJS tidak akan berjalan,” terangnya.
Mereka berharap, supaya pemerintah memberhentikan program tersebut dan mencari solusi lain yang lebih baik dan lebih berguna untuk masyarakat.(alf)