SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pilbup Sidoarjo 2020 Politik & Pemerintahan

Survei ARC Indonesia, Top Of Mind BHS Paling Tinggi, Disusul Mas Iin

 

Baihaqi Siraj Direktur Eksekutif ARCĀ 
Indonesia

(SIDOARJOterkini) – Lembaga Survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARC Indonesia) kembali merilis hasil surveinya yang dilakukan sejak 15-20 Agustus 2020.

Berdasar data survei yang dirilis ARC Indonesia. Bambang Haryo Soekartono (BHS) unggul dalam Top Of Mind Pilkada Sidoarjo 2020. Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Ekskutif ARC Indonesia Baihaki Siraj. Rabu 26 Agustus 2020.

Menurut Baihaki, dari survei yang dilakukan pada bulan Juli kemarin dengan bulan Agustus ini, elektabilitas BHS mengalami peningkatan termasuk pada Top Of Mind.

Pada Top of Mind yaitu responden diwawancarai dengan kuisioner terbuka. Seandainya pemilihan Bupati Sidoarjo dilakukan saat ini siapa yang anda pilih ?.

Hasilnya menunjukkan BHS 34,17 %, Achmad Amir Aslichin 25,88%, Ahmad Muhdlor Ali 25, 13% , Nur Ahmad Syaifudin 11,81%, Kelana Aprilianto 2,76%.

Angka tersebut lanjut Baihaki, mengalami peningkatan dibanding pada survei bulan juli 2020 yang mana untuk Top Of Mind BHS diangka 20,30%.

BACA JUGA :  Babinsa Koramil 0816/16 Waru Bagikan Paket Takjil Kepada Pengguna Jalan

“Jadi Pak BHS ini pergerakannya bagus, dalam satu bulan saja peningkatannya luar biasa sampai diagka hampir 14 persen,” jelas Baihaki.

Begitu juga pada elektabilitas Bakal Calon Bupati, BHS juga mengalami peningkatan dibanding survei sebelumnya, pada survei bulan Juli elektabilitas BHS 20,30% dan pada bulan Agustus sudah mencapai angka 33, 58%.

Begitu juga dengan Acmad Amir Aslichin atau yang akrab disapa Mas Iin mengalami peningkatan yang begitu drastis pada survei sebelumnya (Juli 2020) elektabilitasnya hanya diangka 5,15%, tapi pada survei saat ini (Agustus) langsung menanjak diangka 25,81%. Kemudian berikutnya disusul oleh Ahmad Muhdlor Ali 22,56%, Nur Ahmad Syaifudin 11,78% dan Kelana Aprilianto 2,76 %.

Berdasar temuan Survei ARC Indonesia, BHS ini memiliki trend yang positif, unggul dihampir semua Kecamatan dari 18 Kecamatan yang ada di Sidoarjo.

“Jadi Pak BHS ini merata, hampir di semua kecamatan muncul dan unggul,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pemkab Sidoarjo Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Kuota 2.000 Penerima

Selain itu, mayoritas masyarakat yang memilih BHS ini mempersepsikan BHS adalah sosok yang merakyat yaitu sebesar 8,52%.

Itu paling tinggi dibandingkan bakal calon yang lainnya, seperti Achmad Amir Aslihin hanya 1,50% dan Muhdlor Ali 1,25% masyarakat yang mempersepsikan sebagai sosok yang merakyat.

Selain merakyat, yang tinggi persepsi masyarakat pada BHS juga adalah dianggap sosok yang berpengalaman yaitu sebesar 7,52%.

Sedang untuk Achmad Amir Aslichin, sebesar 8, 02 % masyarakat mempersepsikannya berpengalaman dan 5,01% menganggapnya berintegritas. Dan Ahmad Muhdlor Ali 5,51% masyarakat mempersepsikan kreatif/inovatif, sebesar 4,76% menganggapnya berintegritas

Selain Elektabilitas, dan top of mind, temuan survei ARC Indonesia juga potensi partisipasi pemilih tinggi, yaitu 74,69% responden menjawab akan menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos saat Pilakada Sidoarjo, sedang 25,31% menjawab mungkin atau masih ragu.

Kemudian dalam survei ARC Indonesia juga diukur persepsi publik tentang persoalan Sidoarjo, dengan pertanyaan. Menurut Anda apa Persoalan Kabupaten Sidoarjo yang harus menjadi prioritas ke depan ?

BACA JUGA :  Anggota Persit KCK Ranting 03 Koramil/02 Candi Bagikan Takjil ke Pengguna Jalan

Hasilnya 63,66% pendidikan, Lapangan Kerja 49,37%, Infrastruktur 49,12%, Tata Kota, Keindahan Kebersihan 37,34%, Kesehatan 34,09%, Birokrasi 29,32%, Pemberdayaan UMKM 27,32% dan selebihnya dibawah itu.

Survei ARC Indonesia tersebut dilakukan 15-20 Agustus 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah sample 600 responden tersebar di 18 Kecamatan yang ada di Sidoarjo, dan margin error +/-5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Untuk memastikan ada valid, pihaknya juga menerapkan sistem Quality Control yaitu, sebanyak 20 persen responden yang dipilih secara acak dihubungi kembali untuk konfirmasi dan verifikasi.

Sebanyak 15 persen responden yang dipilih secara acak didatangi kembali untuk validasi data. Sebelum dikonversi secara statistik, sebanyak 25 persen data yang diinput dicek kembali acak berdasar dokumen kuisioner hasil wawancara (pung/cles)