SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Politik & Pemerintahan

Puluhan Elemen Pemuda Ikuti Diskusi Hoax dan Radikalisme di DPRD Sidoarjo

 

(SIDOARJOterkini)- Berita hoax dan aksi radikalisme yang semakin mewabah di tengah masyarakat, membuat berbagai elemen masyarakat  ikut memeranginya. Termasuk warga Sidoarjo ikut bersama-sama memerangi hoax dan radikalisme.

 

Keseriusan elemen masyarakat untuk memerangi hoax dan radikalisme ditegaskan dalam dialog dalam yang diadakan DPRD Sidoarjo dan PWI Kab. Sidoarjo bertema Kreasi Pemuda Meredam Krisis Sosial Akibat Hoax & Radikalisme. Pasalnya, memerangi berita-berita hoax dan aksi radikalisme yang muncul bukan cuma tugas aparat atau pihak berwenang, melainkan tugas semua lapisan masyarakat.

 

Hadir dalam dialog sebagai pemateri, Ketua DPRD  Sidoarjo H. Sullamul Hadi Nurmawan, perwakilan PWI Jatim sekaligus Pimred beritajatim.com, Dwi Eko Lokononto dan Kabiro Jawa Pos Sidoarjo, Sholahuddin.

 

Sullamul Hadi Nurmawan mengatakan, memerangi berita-berita hoax dan aksi radikalisme, masyarakat juga punya peran. Peristiwa pemboman di Surabaya dan Sidoarjo beberapa waktu lalu, harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak supaya lebih perhatian terhadap lingkungan sekitar.

 

“Masyarakat yang ada di suatu lingkungan harus selalu saling berinteraksi. Siapa yang tinggal di sekitar kita, apa saja aktivitas yang ada, dan berbagai hal di sekitar kita harus tahu. Jangan sampai kecolongan, tiba-tiba ada pelaku teror,” terang Sullamul.

BACA JUGA :  Jelang Pilkada Sidoarjo, Partai Golkar Akan Gelar Silaturahmi Kebangsaan

 

Sullamul menambahkan, jika mengetahui ada aktivitas terlarang atau yang mengarah pada rasikalisme, tentu harus dicegah. “Kalau tidak berani atau takut sesuatu, lansung saja berkordinasi dengan aparat setempat,” saran pria yang akrap dengan disapa Gus Wawan itu.

 

Dwi Eko Lokononto juga sependapat dengan Gus Wawan. Kata dia, aksi radiklisme kadang tidak diketahui dari medsos melainkan suatu terbangun dari kelas masyarakat. Seperti dalam suatu keluarga seperti pelaku bom di Surabaya.

 

Aksinya dan rencananya tidak diketahui masyarakat. Maka diantara yang harus dikuatkan juga kegiatan sosial di tengah masyarakat. Masjid dan musalla yang sebelumnya ramai dijadikan sentral kegiatan masyarakat dalam berinteraksi sosial harua tetap lestari.

 

“Masjis dan musalla jangan sampai tidak ada kegiatan masyarakat sehingga jadi sasaran penguasaan orang-orang yang siap mendoktrin faham radikalisme dan banyak mempengaruhi jamaah yang datang,” papar dia.

BACA JUGA :  Polisi Ringkus Dua Pengedar Sabu Di Kamar Kos Kawasan Gedangan

 

Lucky sapaan akrap Pimred beritajatim.com itu juga menyampaikan beberapa hal untuk mencegah radikalisme di lingkungan kampung. Tidak hanya dari lingkungan masyatakat, di sekolah setingkat OSIS juga jangan sampai kemasukan faham atau kegiatan yang mengarah pada radikalisme. OSIS harus aktif melakukan kegiatan-kegiatan baik dengan semua siswa dan  tidak bertentangan dengan agama.

 

“Lefel tingkat OSIS dan mahasiswa harus diberi dasar maupun landasan yang kuat agar tidak terpengaruh apalagi “katut’ atau ikut-ikut paham radikalisme yang di bangun oleh penyusup atau orang yang tak bertanggungjawab,” jelasnya.

 

Masih kata Lucky, pencegahan radiklisme lainnya, seperti tahlilan rutin di kampung, arisan, kerjabakti, dan berbagai aktivitas kebersamaan lainnya yang disampaikan Gus Wawan juga harus tetap terjaga. “Interaksi sosial harus tetap dijaga, dan dilestarikan,” pesannya.

 

Sementara terkait maraknya hoax, Gus Wawan, Lucky maupun Sholahuddin juga berpendapat sama. Masyarakat agar masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar yang diterima lewat media sosial dan harus dilakukan kroscek terlebih dahulu tidak boleh ditelan secara mentah-mentah.

BACA JUGA :  Pertamina dan PGN SOR III Pastikan Ketersediaan Gas Bumi dan Kesiapan Satgas RAFI 2024

 

Soal berita yang hadir di tengah masyarakat juga kadang pembuat berita atau wartawan, juga kadang. Wartawan juga keberadaan media dan lainnya juga tidak jelas, dan itu juga momok bagi media-media maupun wartawan yang jelas keberadaanya.

 

“Jika kabar berasal dari media massa, perlu juga diperhatikan kredibilitas media tersebut. Sebab, sekarang ini banyak juga media abal-abal yang berseliweran di media sosial,” kata Sholahudin dengan dibenarkan oleh Lucky.

 

Pada dialog tersebut juga ada sesi tanya jawab yang dilontarkan oleh para peserta dialog. Mulai KNPI, Pemuda Pancasila, FKPPI, BEM universitas se-Sidoarjo, OSIS SMA se-Sidoarjo, Ansor, Karang Taruna, ILS, dan sejumlah elemen lainnya. Kegiatan yang berlansung meriah dan gayeng itu digelar sejak sore dan ditutup dengan acara buka bersama di Gedung DPRD Kab. Sidoarjo. (st-12)