(SIDOARJOterkini)-Menghormati pahlawan merupakan bentuk mengenang jasa patriot bangsa. Demikian pula kirab napak tilas Pahlawan Nasional Komjen Pol Dr H. Moehammad Jasin (alm).
Kota Sidoarjo menjadi salah satu kota persinggahan kirab napak tilas Sang Pahlawan Nasional itu. Komjen Pol Dr H. Moehammad Jasin (alm) yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres RI Nomor 116 Tahun 2015 tertanggal 14 November 2015 karena perjuangannya sebagai orang yang berjasa di Kepolisian Republik Indonesia.
Rombongan napak tilas yang terdiri dari pasukan Brimob dan personil Polres Sidoarjo dan para siswa pramuka. Mereka melawati Kota Sidoarjo dan singgah di Alun-alun Sidoarjo disambut oleh Pj Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto, Kabag Ops Polres Sidoarjo Kompol Edi Santoso, Ketua DPRD Sidoarjo H. Sullamul Hadi Nurmawan dan jajaran Forpimda Sidoarjo lainnya.
Tiba di pendopo, mereka juga disambut oleh kesenian tradisional reog, dan lain sebagainya. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Kabag Ops Polres Sidoarjo Kompol Edi Santoso menyambut gembira wilayah hukum Sidoarjo menjadi salah satu tempat persinggahan dalam mengenang sejarah perjuangan Komjen Pol Dr H? Moehammad Jasin. “Kita kenang dan kita tiru perjuangan yang ditunjukkan oleh Pahlawan Nasional kita ini,” ucapnya Kamis (21-1-2016).
Komjen Pol (Purn) Dr HM Jasin (alm) ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 5 November 2015 sebagai Pahlawan Nasional dari Kepolisian Republik Indonesia, yang sebelumnya bernama Polisi Istimewa.
Sejarah mencatat tanggal 21 Agustus 1945, atau delapan hari sebelum Pemerintah RI mengangkat RS Soekanto sebagai Kepala Djawatan Kepolisian Negara, anggota Tokobetsu Keisatsu Tai atau Polisi Istimewa bentukan Jepang, memproklamasikan dibubarkannya Polisi Istimewa, dan kemudian dibentuk Polisi Indonesia.
Dengan proklamasi, maka lepaslah keterikatan Polisi Istimewa dengan Jepang. Juga, mengubah status polisi dari Polisi Kolonial menjadi Polisi Negara Merdeka.
Proklamasi itu sekaligus juga merupakan antisipasi terhadap kemungkinan Jepang melucuti senjata Polisi Istimewa, seperti yang mereka lakukan terhadap tentara Pembela Tanah Air (PETA) pada saat itu.
Moehammad Jasin, lahir di Bau-Bau, Buton, Sulawesi Tenggara tanggal 9 Juni 1920 dan beristeri satu orang Aliyah Jasin. Dia adalah tokoh Proklamasi Polisi Indonesia. Moehammad Jasin, memulai pendidikannya di Pendidikan Umum di Volkschool, Bau-bau. Kemudian melanjutkan ke Hollands Inlandsche School (HIS) dan Schakel School di Makassar.
Terakhir, menempuh pendidikan di Meer Uitgerbreid lager Onderwijs (MULO). Setelah tamat dari MULO tahun 1941, Moehammad Jasin mengikuti pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi, Jawa Barat. Moehammad Jasin menyelesaikan pendidikan ini dengan pangkat Hoofd Agent. Tugas pertamanya di kantor polisi seksi 111 di Bubutan, Surabaya.
Rombongan napak tilas sesudah dari Alun-alun Sidoarjo akan melanjutkan menuju Surabaya, tepatnya di finish Monumen Polisi Istimewa, Surabaya. (st-13)