SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Lima Tahun Bersama Saiful Ilah Pojok Desa Politik & Pemerintahan

Penyebab Banjir di Tanggulangin Akibat Penurunan Tanah

 

(SIDOARJOterkini) – Plt. Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengadakan rakor dengan Tim Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kapolresta dan Dandim Sidoarjo untuk membahas banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri yang sudah dua bulan belum surut.

Usai ditemui setelah rakor,  Plt Bupati Nur Ahmad mengakui adanya dugaan penurunan tanah (subsidence) yang diduga menjadi penyebab banjir di dua desa itu belum surut.

“Memang ada penurunan tanah (subsidence) tapi tidak merata. Karenanya kami minta tim ITS meneliti secara keseluruhan mulai drainase, geogolisnya hingga tata ruang perumahannya,” Kata Nur Ahmad Syaifuddin di Pendopo Delta Wibawa, Kamis 05 Maret 2020.

BACA JUGA :  Babinsa Koramil 0816/16 Waru Bagikan Paket Takjil Kepada Pengguna Jalan

Berdasarkan data yang dimiliki pemkab Sidoarjo, penurunan tanah itu menyebabkan lahan menjadi genthong hingga menyebabkan air hujan tak bisa mengalir kemana-mana.

Untuk itu, Nur Ahmad berjanji akan melanjutkan status tanggap darurat yang sebenarnya sudah berakhir pada 03 Maret 2020, karena memang Anggaran tanggap darurat masih tersisah Rp. 1 Miliar.

“Untuk dapur umum sudah selesai, tapi untuk menghidupkan 16 unit pompa air, dan akan menggunakan anggaran yang 1 Miliar itu,”ungkapnya.

Setelah disinggung mengenai penertiban bangunan di sepadan sungai, pemkab Sidoarjo akan melakukan normalisasi setelah musim hujan habis.

BACA JUGA :  Jelang Pilkada Sidoarjo, Partai Golkar Akan Gelar Silaturahmi Kebangsaan

“Kalau dikerjakan sekarang tidak efektif normalisasi itu. Karena tanah kerukan akan digunakan tanggul penahan sungai,”ujar Nur Ahmad.

Sementara Aji Pamungkas Ketua Tim Penelitian menyampaikan pihaknya sudah ada gambaran terkait apa saja yang akan difollow up termasuk penurunan tanah dan sistem drainase.

“Kami akan follow Up semua kemungkinan permasalahan tentang banjir ini,” kata Aji Pamungkas yang ahli tata ruang kota.

Sedangkan menurut Amin Widodo ahli Geologi ITS menjelaskan pada penelitian tahun 2016 ada penurunan struktur tanah sekitar 8 sentimeter. Hal itu berdasarkan kajian penelitian di Desa Banjarasri, Kedungbanteng dan Desa Kalidawir saat itu.

BACA JUGA :  WS Danramil 0816/02 Candi Hadiri Pelantikan Perangkat Desa Kedungkendo

“Tanda penurunan tanah itu ya lahannya ngantong. Jadi air nggak bisa kemana mana saat hujan. Tapi penyabab lainnya juga banyak bangunan liar sempadan sungai dan drainasenya mengalami penyempitan. Jadi hujan bukan menjadi penyebab utama banjir di Tanggulangin,” tandasnya

Saat Rakor ini ada 7 tim peneliti dari ITS dalam rapat itu. Mereka terdiri dari ahli geologi, hidrologi, tata ruang kota dan pakar sipil infrastrukrur.(pung/cles)