(SIDOARJOterkini)- Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) wajib
dibuat oleh setiap pelaku usaha. Kewajiban tersebut tertuang dalam
Undang-Undang Nomer 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Apabila hal
tersebut tidak dilakukan, sanksi administratif dikenakan kepada pelaku
usaha. Hal itu diungkapkan oleh Penjabat (PJ) Bupati Sidoarjo Drs. Ec.
H. Jonathan Judianto M.MT dalam sambutannya membuka Workshop Pembinaan
Penanaman Modal dan Tata /Cara Pengisian LKPM di pendopo Delta Wibawa
kemarin malam, Senin (9/11).
H. Jonathan Judianto mengatakan LKPM ditujukan untuk memantau
realisasi investasi produksi yang yang lakukan oleh para pelaku
penanaman modal. Para pelaku usaha diharapkannya dapat memenuhi LKPM
tersebut. Sehingga nantinya ada laporan secara berkala mengenai
perkembangan kegiatan perusahaan dan kendala yang dihadapi penanaman
modal.
Ia mengatakan sanksi administratif menanti apabila pelaku usaha bila
tidak memenuhi kewajibannya tersebut. Sanksi tersebut diantaranya
berupa pencabutan ijin usaha maupun fasilitas penanaman modal yang
diberikan oleh pemerintah. Untuk itu sekali lagi ia berharap ada
komitmen dari para pelaku usaha untuk dapat memenuhi LKPM tersebut.
“Sebisa mungkin sanksi administratif ini kami hindari, tapi tolong
dibantu, laporan-laporannya segera masuk,”pintanya.
Dalam kesempatan tersebut PJ Bupati Sidoarjo H. Jonathan Judianto
kinerja investasi di Kabupaten Sidoarjo sangat bagus. Isu ekonomi
global tidak mempengaruhi kinerja investasi di Kabupaten Sidoarjo. Hal
tersebut dibuktikan dengan minat investor yang masih sangat besar
untuk berinvestasi di Sidoarjo.
Ia mengungkapkan realisasi investasi di Kabupaten Sidoarjo kenaikannya
sangat tajam. Di triwulan tiga periode Januari sampai dengan September
tahun 2015 sudah mencapai Rp. 22,88 triliun. Jika dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2014 lalu hanya sebesar Rp. 8,85 triliun.
“Ini kalau menurut saya spektakuler, periodesasi yang sama, Januari
September triwulan tiga tahun 2014 itu Rp. 8,85 triliun, 2015 ini Rp.
22,88 triliun,”ucapnya.
H. Jonathan Judianto merasa bangga atas capaian realisasi investasi
tahun ini. Kenaikan investasi yang hampir 300% merupakan capaian yang
luar biasa. Ucapan terimakasih ia sampaikan kepada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Sidoarjo yang telah bekerja keras dalam mencapainya.
Ucapan terimakasih juga ia sampaikan kepada para pengusaha yang
mempercayakan Kabupaten Sidoarjo sebagai tempat berinvestasi.
“Mudah-mudahan kedepan akan kami tingkatkan lebih tinggi lagi,”harapnya.
H. Jonathan Judianto juga menjamin bahwa berinvestasi di Kabupaten
Sidoarjo sangat aman. Pelaku usaha tidak perlu takut untuk menanamkan
modalnya. Selain aman, tenaga kerja yang trampil dan cukup tersedia di
Sidoarjo. Selain itu Kabupaten Sidoarjo juga didukung oleh
infrastruktur yang memadai serta pelayanan perijinan yang cepat dan
transparan. Hal itu yang menjadi alasan para investor berani
berinvestasi di Kabupaten Sidoarjo.
Sementara itu Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten
Sidoarjo Drs. Achmad Zaini, MM mengatakan workshop tersebut digelar
sebagai pembinaan penanaman modal dan tata cara pengisian LKPM bagi
para pelaku usaha. Ia berharap melalui kegiatan tersebut para pelaku
usaha akan tertib dalam melaksanakan LKPM sebagai kewajibannya.
Achmad Zaini mengatakan dari 359 perusahaan yang wajib melaporkan
kegiatannya, baru 20% yang tertib melaksanakan LKPM. LKPM diperlukan
agar pemerintah dapat memantau perkembangan realisasi investasi dan
produksi secara periodik.
“LKPM ini adalah salah satu sarana untuk mengetahui perkembangan
realisasi investasi dan realisasi produksi yang dilakukan oleh para
penanam modal di Kabupaten Sidoarjo,”ujarnya.
Ia mengatakan realisasi investasi tahun ini paling besar berasal dari
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) non fasilitas. Dari Rp. 22,88
triliun realisasi investasi tahun 2015 ini, Rp. 20,27 triliun berasal
dari PMDN non fasilitas. Sedangkan realisasi investasi yang berasal
dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp. 1,35 triliun dan dari
PMDN fasilitas sebesar Rp. 955 poin 36 juta.
“Berdasarkan data diatas, kiranya kita tidak salah kalau struktur
industri di Sidoarjo cukup kuat karena dari 22 triliun, 20 triliun itu
di dominasi oleh PMDN non fasilitas, sehingga ketergantungan dengan
dunia luar itu kecil,”ujarnya.
Dalam workshop tersebut dihadirkan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) Propinsi Jawa Timur sebagai nara sumber. (st-12/git/hms)