(SIDOARJOterkini)-Kebijakan Pemkab Sidoarjo yang mengoperasikan Bus Rapid Transit (BRT) sama saja mematikan sopir angkot secara perlahan. Sebab, pendapatan sopir angkot akan terus menurun.
Hal ini disampaikan anggota Komisi C DPRD Sidoarjo M. Nizar. Menurut Nizar, pemkab merayu sopir dengan kedok uji coba BTS, karena jika langsung dioperasikan akan mendapat perlawanan dari sopir angkot. “Uji coba kok tiga bulan. Ini sama saja mematikan sopir angkot,” ujarnya, Senin (21/9/2015)
Politisi asal Golkar ini menjelaskan, jika saat ini kondisi sopir angkot sudah terhimpit. Salah satunya karena penumpang banyak yang naik motor.
Kini penumpang angkot akan beralih naik bus. “Kalau sopir tidak dapat penghasilan, siapa yang bertanggungjawab. Kenapa pemkab tidak memikirkan itu. Sekarang saja angkot sulit mencari penumpang, apalagi kalau ada BTS,” tandas Nizar.
Untuk itulah, dia lebih setuju jika BTS itu dibatalkan saja dan Dishub menata armada umum yang sudah ada. Apalagi, BTS itu merupakan proyek Kementrian Perhubungan.
Harusnya sejak awal Pemkab Sidoarjo menolak bantuan BTS itu. Karena daerah lain, seperti Surabaya dan Gresik menolaknya karena akan menambah masalah baru.
Kenyataannya Pemkab Sidoarjo menerima saja. Bahkan, peluncuran BTS terkesan dipaksakan. “Ayo kita lihat setelah ada BTS bagaimana nasib sopir angkot,” pungkas Nizar. (st-12)