SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Politik & Pemerintahan

Menteri ESDM dan Gubernur Diminta Kunjungi Sumur Gas Lapindo Serap Aspirasi Warga

Evakuasi alat berat dari lokasi sumur migas Lapindo di Desa Kedungbanteng, Tanggangin
Evakuasi alat berat dari lokasi sumur migas Lapindo di Desa Kedungbanteng, Tanggangin

(SIDOARJOterkini)- Pro kontra soal rencana pengeboran di sumur Tanggulangin (TGA-1) di perbatasan Desa Kedungbanteng dengan Banjarasri Kec. Tanggulangin yang di lakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Warga Kedungbanteng mengharap Gubernur Jatim H. Soekarwo, Menteri ESDM, SKK Migas dan pihak lain yang berkompeten, mengunjungi Desa Kedungbanteng untuk mendengar aspirasi warga yang ada.

Permintaan itu disampaikan oleh Istafudin salah satu tokoh warga di Desa Kedungbanteng. Kata Istafudin dalam kunjungan itu semua pejabat dan pemangku kepentingan diharapakna bisa melihat secara nyata. “Kami sangat berharap pejabat mendengar aspirasi warga sudah berdampingan dengan pengeboran yang sudah ada sejak tahun 2001 itu,” ucapnya kepada wartawan Rabu (13-1-2016).

BACA JUGA :  Kemenkumham Jatim Sambut Baik Monev Pelayanan Pemasyarakatan Bulan Ramadhan

Warga, lanjut dia, berharap pejabat-pejabat yang berkompetens bisa melihat keadaan dan situasi serta keinginan warga yang ada. Ia keberatan jika para pejabat membuat keputusan hanya berdasarkan isu pro kontra yang ada di media. “Kami sangat berharap penuh ada kunjungan di desa kami,” harapnya lagi.

Khoiri Ketua BPD Kedungbanteng juga mengaku prihatin munculnya sekarang ini, soal kesannya warga Kedungbanteng terbela dalam hal rencana pengeboran ini. Pro kontra sudah pernah terjadi dan masalah itu sudah cair dan tidak ada masalah. Bahkan saat itu pertemuan dilakukan di Mapolres Sidoarjo. Masing-masing perwakilan dari RT diwakili 10 orang, dan yang hadir sekitar 40 warga.

BACA JUGA :  WS Danramil 0816/02 Candi Hadiri Pelantikan Perangkat Desa Kedungkendo

“Pertemuan berlansung sangat demokratis dengan ujung kesepakatan yang didapatkan, Lapindo memenuhi kompensasi yang diajukan masing-masing RT, dan warga mendukung pematangan lokasi dan menyetujui proses pendatangan alat berat,” beber Khoiri.

Khoiri menambahkan, melihat kronolgis peristiwa itu para pemimpin dan pejabat tidak mudah goyah pendapat hanya gara-gara polemik yang terjadi di masyarakat. Ijin pengeboran sudah lengkap dan diturunkan melalui pemerintah daerah. “Kalau rakyat sudah mendukung, perijinan di penuhi pihak terkait, dan sekarang pemimpin berpolemik soal rencana pengeboran itu, terus warga ikut siapa,” tukas Khoiri keheranan.

BACA JUGA :  Pertamina dan PGN SOR III Pastikan Ketersediaan Gas Bumi dan Kesiapan Satgas RAFI 2024

Ditemui tempat yang sama, Shobirin warga Kedungbanteng yang rumahnya hanya 100 meter dari lokasi pengeboran, memilih untuk mendukung pengeboran karena dasarnya menghargai dan mengikuti kesepakatan yang sebagai besar warga setempat mendukung adanya pengeboran.

“Saya memang ingin mendapatkan atau rumahnya teraliri jaringan gas (jargas). Namun bukan itu tujuan utama keluarga saya. Saya mendukung karena pemilihan soal pro kontra pengeboran saat itu sangat demokratis, dan saya ikut yang menyepakati. Seperti ini harus diikuti oleh dan dilihat oleh para pemimpin,” pungkas Shobirin. (st-13)