SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pojok Desa Politik & Pemerintahan

Komisi D Minta Fasilitas Sarana Prasarana Puskesmas Ditingkatkan

 

Anggota Komisi D saat meninjau kondisi Puskesmas Barengkrajan, di Krian yang sempat rusak karena angin kencang.

(SIDOARJOterkini)- Fasilitas kesehatan (faskes) di Sidoarjo harus ditingkatkan. Salah satunya sarana dan prasarana (sarpras) di puskesmas. Peningkatan sarpras di puskesmas tersebut diharapkan mampu menangani permasalahan kesehatan di tingkat faskes pertama dengan baik.

Tidak hanya terkait dengan peralatan alat kesehatan, tetapi perbaikan gedung puskesmas juga harus dilakukan secara berkesinambungan. Sehingga, kenyamanan pasien untuk berobat jalan maupun rawat inap tetap terjaga.

Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chludori mengatakan, perbaikan sarpras untuk faskes harus terus dilakukan. Penganggaran faskes tersebut akan terus dikawal oleh Komisi D. Karena itu diharapkan Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan untuk melihat kondisi seluruh faskes terutama puskesmas di Sidoarjo.

Ketua Komisi D Dhamroni Chudlori

“Jangan sampai puskesmas rusak dan masyarakat enggan untuk berobat,” katanya.
Dia mencontohkan, Puskesmas Barengkrajan, di Krian menjadi salah satu faskes yang harus segera diperbaiki. Dikarenakan sejumlah fasilitasnya ambruk selepas diterjang angin kencang 12 April lalu.

Rombongan Komisi D yang melihat langsung kondisi puskesmas itu merasa tergerak. Mereka ingin ada penanganan langsung terhadap sejumlah kerusakan puskesmas.

BACA JUGA :  Tabrakan Beruntun, Libatkan Dua Mobil dan Satu Truk di Jalan Tol Porong

“Kerusakan bangunan hanya terjadi di bagian depan puskesmas sedangkan bagian dalam puskesmas tidak,” jelasnya.
Meski demikian, imbuhnya, tindakan responsif harus segera dilakukan. pelayanan terhadap warga jangan sampai terganggu dengan adanya kerusakan tersebut.

Menurut politisi PKB itu, kenyamanan faskes tingkat pertama harus jadi prioritas. Sehingga tidak ada antrean membeludak di RSUD. Penanganan kesehatan di puskesmas harus jadi ujung tombak yang utama.
“Kepercayaan pelayanan kesehatan di puskesmas harus terjaga dan terus ditingkatkan,” jelasnya.

Anggota Komisi D Bangun Winarso

Hal tersebut juga diamini oleh anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso. Perbaikan kerusakan puskesmas bisa menggunakan anggaran operasional puskesmas ataupun anggaran dari Dinas Kesehatan. “Dinas Kesehatan harus jeli dan rutin untuk memantau kondisi puskesmas,” terangnya.

Dia menambahkan, selain perbaikan faskes, puskesmas juga diminta untuk menata ulang halaman. Karena kondisi parkir yang jadi penunjang rata-rata masih kurang. “Contohnya di Puskesmas Barengkrajan,” jelasnya.

Menurutnya, penambahan penyediaan ambulans sebagai sarana transportasi bagi pasien juga sangat penting. Hal tersebut juga harus jadi prioritas dalam setiap pengajuan anggaran setiap tahunnya.
“Termasuk peningkatan mutu SDM tenaga kesehatan yang harus diutamakan,” terangnya.

BACA JUGA :  Anggota Persit KCK Ranting 03 Koramil/02 Candi Bagikan Takjil ke Pengguna Jalan

Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Mimik Idayana juga mendukung penuh peningkatan sarpras faskes di Sidoarjo. Keberadaan puskesmas yang sangat penting harus didampingi dengan penganggaran yang tepat sasaran.
“Kebutuhannya apa harus dipenuhi karena ini menyangkut kesehatan dan keselamatan warga Sidoarjo. Insentif tenaga kesehatan juga perlu diperhatikan apalagi saat ini masih pandemi Covid-19,” ucap politisi asal Candi itu.

Anggota Komisi D Mimik Idayana

Menurutnya, dibangunnya gedung baru Puskesmas
Gedangan sangat diapresiasinya. Tujuannya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan ruang pelayanan yang nyaman, ruang tunggu yang representatif serta ketersediaan ruang publik diharapkan meningkatkan kepuasaan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Apalagi, berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomer 43 Tahun 2019 Tentang puskesmas harus didirikan dengan standar lokasi serta sarana dan prasarana tertentu.

“Gak perlu harus berbondong-bondong ke RSUD jika puskesmas bisa melayani dengan baik,” terangnya.

Cakupan pelayanan kesehatan Puskesmas Gedangan mencapai delapan desa. Jumlah kapitasi sekitar 24 ribu.
Puskesmas Gedangan merupakan Puskesmas perkotaan non rawat inap.

BACA JUGA :  Pertamina dan PGN SOR III Pastikan Ketersediaan Gas Bumi dan Kesiapan Satgas RAFI 2024

Selain itu, lanjut Mimik, peningkatan di Puskesmas Sidodadi Kecamatan Candi juga harus jadi contoh untuk pengembangan puskesmas lainnya. Puskesmas dengan tipe B atau puskesmas pembantu itu menjadi pendamping Puskemas Candi yang telah lama didirikan.

Berbeda dengan Puskesmas Candi, Puskesmas Sidodadi tidak melayani rawat inap dan hanya rapat jalan saja. Luas
Puskesmas Sidodadi 1450 m2 dapat mengcover pelayanan delapan desa.

Mimik menegaskan dengan adanya puskesmas pembantu akan mempercepat pelayanan kesehatan untuk warga Kecamatan Candi wilayah barat. Sehingga kenyamanan untuk berobat warga sekitar tetap terjaga.
“Sarprasnya harus terpenuhi dengan baik,” ucapnya.

Di sisi lain, peningkatan sarpras di faskes bisa mencegah sejumlah penyakit. Termasuk mampu menekan angka stunting di Kota Delta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat, angka stunting di Sidoarjo sempat menjadi yang tertinggi di Jatim pada November 2019 lalu. Jumlahnya mencapai 24.439 balita dari total 344.019 balita stunting di Jatim.

“Puskesmas bisa jadi garda terdepan untuk sosialiasi kepada masyarakat mencegah stunting,” harapnya. (adv/st12)