
(SIDOARJOterkini) – Berbagai jalan penuh rintangan, pasti dilakukan untuk menggapai apa yang diingini. Tanpa terkecuali cita-cita pada diri manusia. Begitu juga yang dialami oleh Mohammad Dani Fransiska (17), yang tinggal di Desa Pucukan, Kecamatan Sidoarjo yang persis berada di pesisir kota Sidoarjo.
Dengan semangat yang tinggi, ia rela menempuh jarak puluhan kilometer, dengan menggunakan perahu yang dimiliki keluarganya demi ingin menjadi teknisi mesin dibidang industri. “Inginnya bekerja dipabrik,” ucapnya kepada sidoarjoterkini, Jum’at (19/08/2016).
Setiap harinya, siswa kelas dua di Sekolah Tehnik Mesin (STM) Desa Kali Tengah, Kecamatan Tanggulangin ini harus bangun tidur lebih awal, mengingat jarak ke sekolah yang cukup jauh dan medan yang sulit ditempuh dengan kendaraan. Belum lagi saat habis turun hujan, anak kedua ibu Khusnul ini harus menggunakan perahu ke kota dan dilanjutkan menggunakan motor yang dititipkan.
“Kalau habis hujan, jalanan dipertambakan tidak bisa dilewati mas. Jadi harus menggunakan perahu untuk ke kota, trus lanjut naik sepeda,” jelasnya.
Untuk kesekolah, dirinya harus berangkat pukul 04.00 pagi, karena perjalanan dengan menggunakan perahu ke kota hampir satu jam lamanya. Sehingga dua jam yang tersisa, ia gunakan untuk menempuh jalur darat menggunakan motor yang ia titipkan.
Terlambat kesekolah, lanjut Dani, itu pasti. Namun, ada kebijakan sendiri dari pihak sekolah. Usai sekolah, dirinya enggan untuk diajak temannya bermain. Dirinya lebih memilih segera cepat pulang , agar pekerjaan rumah yang harus ia lakukan bisa cepat terselesaikan. “Pernah sih kalau telat kesekolah, tapi semua guru menyadari,” terang Dani.
Ketika ditanya untuk tinggal bersama kerabatnya di kota, Dani mengatakan tidak tega meninggalkan ibu, nenek dan adiknya. Karena setiap ada waktu luang, dirinya harus membantu mengantar orang tuanya untuk menjual ikan yang diperoleh dari nelayan ke pasar. “Kalau saya harus tinggal bersama saudara di kota, terus siapa yang membantu ibu,” pungkasnya.(alf)