SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan

Kena Tumor Ganas, Kaki Warga Tanggulangin Harus Diamputasi

Eli terbaring lemah karena di kaki kirinya tumbuh tumor ganas
Eli terbaring lemah karena di kaki kirinya tumbuh tumor ganas

(TANGGULANGINterkini)- Eli Meliawati 30, Warga Desa Putat, Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo hanya bisa pasrah terbaring lemas tak berdaya. Ibu muda ini menderita tumor ganas yang menyerang bagian kakinya.

Ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang anak tinggal bersama ibu dan anaknya yang masih kecil. Sedangkan suami dan kedua anaknya tinggal di Kediri.

Ibu muda ini sudah lama menderita penyakit tumor dikakinya. Eli mulai menceritakan asal muasal membengkaknya penyakit tumor hingga menyebabkan lumpuh disekujur tubuhnya.

Saat sebelum menikah, dia tiba-tiba tertindih oleh saudaranya. Sedangkan pada saat itu posisi duduknya dirasa kurang tepat.

Namun sakit yang dirasakan di kakinya tak seperti yang dirasakan saat ini. Dia menganggap kejadian tersebut hanya biasa-biasa saja tanpa ada efek besar.

BACA JUGA :  Babinsa Koramil 0816/11 Tarik Dampingi Poktan Pembuatan Pompa Irigasi Pertanian

“Kejadiannya dua tahun lalu sebelum saya menikah. Tidak tahunya semakin membesar, ” ujarnya, kemarin.

Eli sempat memijat sendiri kakinya sendiri. Namun, benjolan itu mulai muncul saat dirinya sudah memiliki dua orang anak.

Benjolan yang secara perlahan muncul itu belum terasa sakit. Lambat laun, pasca kehamilan anak ketiganya benjolan tersebut terus membengkak. “Karena tidak sakit, saya anggap masih biasa. Setelah saya pijet lagi ternyata terus membengkak,” keluhnya.

Saat itu Eli mengaku ketika benjolannya kecil masih bisa berjalan. Namun, lambat laun kakinya mulai terasa berat dan kaku.

Ketika itanya apakah pernah berobat ke dokter?, Eli mengaku belum pernah. Keterbatasan ekonomi yang membuatnya bertahan dirumah.

Selain itu, dia juga pernah didatangi pihak puskesmas yang berada tak jauh dari rumahnya. Pihak puskesmas menurutnya sepintas hanya menjenguk dan memeriksa kondisinya.

BACA JUGA :  Bati Komsos 0816/01 Sidoarjo Berikan Motivasi mahasiswa UPN Veteran Surabaya yang KKN di Wilayah Binaan

Bukan hanya itu, dia juga pernah ditawari pihak puskesmas jika hendak ke rumah sakit, pihak puskesmas siap mengantar. “Pihak puskesmas juga bersedia mengantar kalau saya mau ke rumah sakit. Tapi mau gimana lagi saya tidak ada biaya,” kata Eli.

Eli juga pernah dirujuk oleh pihak puskesmas ke RSUD dr. Soetomo Surabaya. Namun hasilnya kakinya terpaksa harus diamputasi. Sedangkan di RSUD Sidoarjo sendiri tak bisa menampungnya. Sehingga harus di rujuk ke RSUD Dr. Soetomo.

“Kata dokternya mau di amputasi, tapi saya tidak mau. Saya dikasih surat rujukan ke RSU dr Soetomo, Surabaya, tapi saya tidak kesana,” papar Eli.

BACA JUGA :  Persiapan Jembatan Bailey di Kedungpeluk Semakin Matang, Warga Desa Lega

Karena keterbatasan biaya itulah, Eli hanya mengonsumsi jamu pahit yang dibelinya dari pasar pasar terdekat.

Arief Rachman Hakim dari Lazismu Sidoarjo mengungkapkan, tumor ganas di paha kiri Eli diperkirakan mencapai 4 Kg. Jika tidak segera ditangani akan semakin besar dan berakibat lebih fatal lagi.

Arif yang mendampingi Eli menambahkan jika dibiarkan, kata dokter paling lama bisa bertahan hanya 6 bulan. Jika ditangani, kemungkinan dipotong kakinya dipangkal paha, dan bisa hidup normal asal kemoterapi nya sukses. “Kalau dipotong kakinya salah satunya adalah sel kankernya mati,” ujarnya.

Arif Rahman melalui Lazismu berinisiatif akan melakukan penggalangan dana. Dana yang terkumpul agar digunakan biaya pengobatan Eli. (st-12)