
(SIDOARJOterkini) – Perkembangan kasus covid-19 di Jawa Timur terus meningkat, khususnya di Kabupaten Sidoarjo yang sudah menyentuh angka di 2102 pasien confirm.
Melihat hal tersebut, Bambang Haryo Soekartono (BHS) Bakal Calon Bupati Sidoarjo meminta gugus tugas melakukan langkah nyata, jangan hanya sebatas seremonial belaka.
Langkah nyata yang dimaksud, BHS ialah meminimalisir terjadinya kontak fisik masyarakat. Misalkan di area pasar. Gugus tugas harus menyiapkan tirai pembatas antara penjual dan pembeli. Hal ini untuk menghindari cluster baru di tempat perdagangan rakyat itu.
“Pasar, tempat UMKM, Mal harus dibatasi dengan tirai plastik. Sehingga pedagang dan pembeli tidak sampai bersentuhan secara fisik. Kalau pedangang makan bisa menggunakan fmFace Shield, agar semua dapat terhindar dari covid-19,” Kata Bambang Haryo Soekartono saat ditemui di Roemah Djoeang Pemenangan BHS di Jalan Deponegoro 143 Sidoarjo. Rabu 8 Juli 2020
Selain tirai pembatas, bacabup yang akan diusung Partai Gerindra dan Partai Golkar itu juga meminta kepala pasar di sidoarjo mencantumkan list harga komuniditas bahan pokok. Sehingga dengan demikian masyarakat yang akan berbelanja tidak perlu terjadi tawar menawar. Karena harganya sudah jelas.
“Dan jangan lupa juga, kalau bisa di pasar ada pengeras suara yang dapat menginfokan kepada agar masyarakat selalu memakai masker. Misalkan setiap 30 menit ada himbauan untuk selalu menggunakan masker,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mantan Anggota DPR RI Periode 2014-2019 itu juga menyampaikan gugus tugas harusnya dapat memanfaatkan semua perangkat daerah untuk mensosialisasikan pemakaian masker. Karena saat ini vaksin terbesar pencegahan covid-19 adalah dengan menggunakan masker.
BHS mengilustrasikan, misalkan di kota delta ada sekitar 14 ribu ASN, ditambah dengan anggota TNI/Polri dan perangkat desa, secara bersama-sama mensosialisasikan dan memberikan himbauan untuk selalu menggunakan masker pada masyarakat.
“Maka dengan sendirinya masyarakat akan selalu menggunakan masker. Kita saat ini sudah saatnya bergerak, bukan hanya seremonial saja,” jelas Alumni ITS Surabaya itu.
Namun, kata Bambang Haryo masyarakat harus saling mengingatkan jika ada yang kedapatan tidak menggunakan masker. Tapi jangan sampai tukaran.
Ia mencontohkan, seperti yang dilakukan di Jawa Tengah dengan konsep ‘Jogo Tonggo’ yang dianggap sukses menurunkan angka sebaran covid-19.
“Kalau disini bisa menggunakan istilah ‘Tepo Selero Tonggo’ sehingga yang lebih mampu dapat membantu tonggone. Misalkan butuh masker atau makanan yang bergizi untuk dapat meningkatkan imune tubuh,” ungkapnya.(pung/cles)