SIDOARJO TERKINI
Headline Hukum & Kriminal Indeks Pojok Desa Politik & Pemerintahan

Kades Rangkah Kidul Sidoarjo Kembali Digugat Warganya Terkait Pemilikan Tanah

 

Sepuluh Warga Rangkah Kidul Sidoarjo yang menggugat Kepala Desa saat di PN Sidoarjo

(SIDOARJOterkini) – Setelah digugat tujuh warganya terkait kepemilikan tanah, Kepala Desa Rangkah Kidul Kecamatan Sidoarjo Kota Warlheiyono kembali digugat di Pengadilan Negeri Sidoarjo oleh sepuluh warganya yang lain juga atas permasalahan tanah, Kamis 11 Februari 2021.

Sepuluh warga Desa Rangkah Kidul tersebut menggugat Kepala Desa atas kepemilikan tanah seluas 1.500 meter persegi.

Kuasa Hukum para penggugat, Syahrizal menjelaskan, para penggugat adalah ahli waris atas obyek tanah seluas 1.500 meter persegi dan merupakan anak pasangan Muslikah dan Sudariyat.

“Objek tanah itu milik Ibu Muslikah (almarhumah) yang dulunya berupa sawah yang terletak di Desa Rangka Kidul, Kecamatan Kota Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,” ucapnya mengawali cerita usai sidang mediasi di PN Sidoarjo, Kamis 11 Februari 2021.

Selanjutnya, sejak tahun 1980 tanah tersebut disewakan pengelolaannya kepada Pramu AD hingga tahun 1990. Saat itu Muslikah selaku pemilik meminta kembali tanahnya melalui kepala desa Warlheiyono.

Perlu diketahui, Warlheiyono menjabat Kades Rangkah Kidul mulai 1989-1994. Setelah itu menjadi Pj Kades mulai 1995-2000. Selama 12 tahun sempat tak menjabat lagi, ia kemudian kembali terpilih dan menjabat pada tahun 2012-2017. Lalu terpilih dan menjabat mulai 2018 sampai sekarang.

BACA JUGA :  Pemkab Sidoarjo Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Kuota 2.000 Penerima

Syahrizal mengungkapkan saat meminta bantuan agar objek tersebut dikembalikan malah dikuasai Warlheiyono, tanpa seizin dari Muslikah, orang tua ahli waris. Saat itu Muslikah dan ahli waris juga berusaha meminta namun dihalang-halangi tergugat satu.

“Bahkan saat itu tergugat satu juga menyampaikan kalau tanah itu pasti dikembalikan. Justru pada tahun 1994 tergugat satu sempat menyodorkan kertas kosong untuk ditandatangani,” sebutnya.

Kertas kosong itu, lanjut dia, belakangan diketahui surat pernyataan yang pernah disodorkan itu bukan surat penyataan jual beli. “Namun itu surat penyerahan sawah kepada (almarhum) Gatot Supriyadi,” jelasnya.

Syahrizal menegaskan bahwa kliennya sempat klarifikasi kepada 6 ahli waris almarhum Gatot Supriyadi, yang kini juga diikutkan menjadi tergugat, namun para ahli warisnya menyatakan tidak pernah tahu orang tuanya memiliki objek tersebut.

“Ahli waris menjelaskan jika orang tuannya tidak pernah bercerita memiliki objek tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA :  Kemenkumham Jatim Sambut Baik Monev Pelayanan Pemasyarakatan Bulan Ramadhan

Meski demikian, Syahrizal menyatakan para kliennya sudah berusaha meminta objek tanah itu kepada Kades hingga terakhir tahun 2017 lalu. “Sempat diminta, namun diancam akan dilaporkan,” sebutnya.

Ironisnya, sambung dia, pada tahun 2018 diuruk tanah dan dikuasai oleh Yayasan Nida’ul Fitrah, tergugat dua yang saat ini dijadikan tempat parkir. “Kami ini meminta kejelasan karena para ahli waris tidak pernah menjual atau mengalihkan atas objek tersebut,” pintanya.

Selain itu, ia juga meminta agar Kades bijaksana menjelaskan hak yang diminta warganya itu. Pihaknya membuka lebar perdamaian atas sengketa tersebut. “Namun selama mediasi prinsipal tergugat satu Kades dan tergugat dua, pihak yayasan tidak hadir. Hanya prinsipal pihak tergugat dari ahli waris almarhum Pak Gatot Supriyadi yang hadir,” jelasnya.

Heru Purnomo, Kuasa Hukum tergugat dari para ahli waris almarhum Gatot Supriadi mengaku bahwa kliennya sudah membuat pernyataan sikap. Menurut dia, para ahli waris selama ini tidak mengetahui jika almarhum ayahnya memiliki objek tanah yang saat ini menjadi sengketa.

BACA JUGA :  Jelang Pilkada Sidoarjo, Partai Golkar Akan Gelar Silaturahmi Kebangsaan

“Kalau toh nanti misalkan ditemukan kalau tanah yang menjadi objek sengketa itu milik dari klien kami, maka kami akan melakukan gugatan intervensi,” akunya.

Sementara itu, Kades Rangkah Kidul Kecamatan Sidoarjo Warlheiyono saat dikonfirmasi membantah tuduhan yang diajukan oleh para penggugat. Dirinya melalui surat dinas juga telah beritikhad baik dengan mengundang para penggugat pada 30 november 2020 untuk menjalin komunikasi secara intens.

“Namun mereka tidak datang,” ujar Kades yang juga digugat tujuh orang ke Pengadilan Negeri (PN) Sidoarjo atas objek lahan seluas 1.769 meter persegi di wilayahnya itu.

Menurutnya, lahan yang diperkarakan seluas 1.500 m2 tersebut bukan menjadi hak dari para penggugat. Melainkan sudah menjadi hak orang lain yang saat ini difungsikan untuk lahan parkir yayasan. “Surat juga ada dan siap dipertanggungjawabkan,” terangnya.

Dia mengungkapkan, proses perkara tersebut sudah dikuasakan ke kuasa hukumnya. Dirinya juga akan mempersiapkan gugatan balik terhadap perkara tersebut. “Saya akan ajukan gugatan juga,” akunya.(cles)