SIDOARJOterkini – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo melalui Dinas Tenaga Kerja menggelar Job Fair Inklusif Hybrid di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo selama dua hari, 21–22 Oktober 2025. Sebanyak 10 perusahaan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan menyediakan 108 lowongan kerja khusus bagi penyandang disabilitas.
Pada hari pertama, tercatat 150 penyandang disabilitas mengikuti bursa kerja ini. Mereka sebelumnya telah mendaftar melalui platform Siap Kerja milik Pemkab Sidoarjo di laman https://siapkerja.sidoarjokab.go.id, tempat para pencari kerja bisa langsung mengajukan lamaran dan memilih posisi sesuai minat dan kemampuan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Sidoarjo Ainun Amalia, mewakili Bupati Sidoarjo H. Subandi. Hadir pula Ketua DPRD Sidoarjo Abdilah Nasih.
Dalam sambutannya, Ainun menegaskan bahwa Job Fair Inklusif Hybrid merupakan bentuk nyata komitmen Pemkab Sidoarjo dalam mewujudkan kesetaraan kesempatan kerja bagi seluruh masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
“Kita percaya setiap individu, termasuk teman-teman penyandang disabilitas, memiliki potensi dan kemampuan luar biasa untuk berkontribusi di dunia kerja,” ujarnya.
Ainun menyampaikan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sidoarjo terus menurun, dari 8,05 persen pada 2023 menjadi 6,49 persen di 2024. Tahun ini, Pemkab menargetkan penurunan hingga 5,40 persen. Meski begitu, tantangan berupa kesenjangan keterampilan dan keterbatasan akses bagi disabilitas masih menjadi persoalan penting.
Menurutnya, banyak penyandang disabilitas yang masih bekerja di sektor informal karena terbatasnya fasilitas publik dan sarana kerja ramah disabilitas. Ia menilai, sudah saatnya Sidoarjo memiliki kebijakan strategis berupa peta jalan (roadmap) pasar kerja inklusif, yang menekankan peningkatan kesempatan kerja, pengurangan diskriminasi, serta penyediaan fasilitas ramah disabilitas.
“Tantangan kita adalah menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, ramah, dan adaptif agar potensi mereka berkembang maksimal,” imbuh Ainun.
Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah bertindak sebagai regulator dan fasilitator, dunia usaha sebagai penyerap tenaga kerja inklusif, komunitas disabilitas sebagai mitra advokasi, dan perguruan tinggi sebagai penyedia riset serta pelatihan vokasi.
“Kolaborasi ini diharapkan mampu menutup skill gap, memperluas akses kerja bagi kelompok rentan, dan memperkuat daya saing ekonomi daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Sidoarjo Abdilah Nasih memberikan apresiasi atas terselenggaranya Job Fair Inklusif pertama di Sidoarjo. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas.
“Alhamdulillah, akhir tahun 2024 kami di DPRD telah menghadiahkan kado manis berupa Perda Nomor 11 Tahun 2024 tentang Penghormatan dan Perlindungan Disabilitas,” ujarnya.
Nasih menegaskan, penyandang disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara dan tidak pantas diperlakukan secara diskriminatif. Ia mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang membuka kesempatan kerja bagi mereka.
“Kami berharap semakin banyak perusahaan di Sidoarjo yang membuka lowongan bagi sahabat disabilitas. Ini bukan hanya membawa manfaat ekonomi, tapi juga keberkahan,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Abdilah Nasih berharap Job Fair Inklusif tidak berhenti tahun ini saja.
“Kami berkomitmen agar tahun 2026 kegiatan seperti ini bisa diperbanyak, tidak hanya berupa bursa kerja, tapi juga pelatihan dan pendampingan bagi penyandang disabilitas,” tandasnya.(cles)