SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan Politik & Pemerintahan

Jelang PPDB, BPPNU dan Jajaran Pimpinan Ziarah ke Makam Habaib dan Ulama

 

(SIDOARJOterkini) – Ketua BPPNU yayasan Walisongo Sidoarjo bersama jajaran pengurus dan pimpinan 6 unit sekolah Mts NU, Aliyah NU, SMP Islam, SMA Islam, SMK Dipenegoro, SMK NU Plus, beserta panitia PPDB berziarah ke makam habaib dan para ulama.yang berada di daerah Jawa barat dan Jawa tengah.

Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari tersebut dalam rangka menjelang gelaran Penerimaan Siswa Baru (PPDB) dan Tabarrukan Nisfu Syakban.

“Ini bentuk khidmat kami kepada para Habaib, para Ulama terdahulu yang telah berjuang menyebarkan Islam ,” kata KH Syafi’ Ketua BPPNU yayasan Walisongo, Jumat 26 Maret 2021.

Ketika melepas pemberangkatan rombongan menuju jakarta, Gus syafi’ mengatakan kepada penggurus BPPNU dan para pimpinan perlu mengingat dan belajar dari kisah para Habaib berjuang mensyiarkan Islam Rahmatan Lil Alamin.

“Indonesia bisa begini ini, menerima perbedaan dan kebhinekaan adalah karena jasa-jasa beliau para habaib para ulama,” ujarnya.

Beberapa tempat makam yang mau di ziarahi diantara, kampung Luar Batang yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara, dan letaknya terhimpit terusan Pelabuhan Sunda Kelapa. Menurut sejarah, makam keramat tersebut merupakan makam Sayid Husein, yaitu seorang penyebar agama Islam yang berilmu tinggi.

BACA JUGA :  Tabrakan Beruntun, Libatkan Dua Mobil dan Satu Truk di Jalan Tol Porong

“Ulama yang bernama lengkap Sayid Husein bin Abubakar bin Abdullah Al-Aydris ini juga diyakini sebagian besar orang sebagai keturunan Nabi Muhammad”ujar penggasuh pondok pesantren Al Hidayah yang berada di Ketegan Tanggulangin.

Berikutnya menuju makam Bandan Menurut Kyai Syafi’ keberadaan masjid daerah tersebut diawali dengan keberadaan dua makam penyebar agama Islam asal tanah Yaman yang dikeramatkan.Keduanya adalah Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi yang wafat pada 1118 Hijriah (1697) dan Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi pada 1122 Hijriah (1701).Tempat peristirahatan keduanya juga merupakan makam tertua penyebar agama Islam di Jakarta.

Kemudian sowan, istirahat sholat makan di Habib Hasyim di lanjutkan berangkat Nisyfu Sakbanan ke makam Habib Kuncung atau yang dikenal sebagai Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad adalah seorang Wali Allah yang memiliki karomah karena kedekatannya dengan sang Khalik dan ibunya. Habib Kuncung dilahirkan di Gurfha, Hadramaut, Tarim pada 26 Syaban 1254 H.
Sejak kecil Habib Ahmad belajar kepada ayahanda sendiri Al Habib Alwi Al Haddad dan belajar pula kepada Al Habib Ali Bin Husein Al Hadad di Hadramaut, Yaman.

BACA JUGA :  Pengenalan PSIAP dan Dukung ZI-WBBM, Kanwil DJP Jawa Timur II Adakan Media Gathering

Setelah selasai tabarrukan,berangkat menuju pekalongan makam saporo. Makam seorang ulama besar yaitu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Atas yang berada di Kelurahan sapuro. Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Thalib Alathas dilahirkan di kota Hajren Hadramaut, Yaman pada tahun 1255 H atau 1836 M.

Perjalanan berikutnya ke kediaman Habib Luthfi, begitu dirinya dikenal. Habib Luthfi memiliki nama lengkap Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Ia adalah salah satu ulama paling berpengaruh di Indonesia. Habib Luthfi adalah Ketua Forum Sufi Internasional. Ia juga menjabat Ra’is ‘Am jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah (Jatman).

BACA JUGA :  Truk Tabrak Motor di Jalan Sidorejo Krian, Pengendara Luka Serius

Tujuan terakhir Berangkat ke Kajen Pati, komplek makam KH. Syekh Ahmad Mutamakkin dikenal juga dengan nama Ki Cebolek Mempunya nama Lahir Sumohadiwijaya, hidup di masa pemerintah Amangkurat IV sampai dengan Pakubuwana II pada abad XVIII atau sekitar tahun 1645-1740. Beliau adalah seorang waliyullah, faqih yang disegani karena pandangan jauh dan luas. Sebagai guru besar agama, beliau berdakwah dari satu tempat ke tempat lain yang beliau anggap tepat.kemudian sowan KH Mu’adz Thohir.

“Insyaallah dengan ziarah kubur yang dilakukan oleh BPPNU dan jajaran 6 pimpinan, beserta panitia PPDB dengan motivasi untuk tabarruk atau mendapatkan keberkahan para Aulia dan Khabaib yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat.. Ziarah dengan tujuan ini disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang dikenal baik pada waktu hidupnya.”ungkap Nur Huda salah satu panitia PPDB dan guru senior di lingkungan MA NU Sidoarjo. (*/cles)