SIDOARJO- Harga tambak di kawasan timur Sidoarjo harganya semakin melambung. Penyebabnya banyaknya spekulan tanah yang memainkan harga karena di kawasan itu rencananya akan dijadikan kawasan perindustrian.
Bahkan, kini harga tambak yang ada di sekitar Jalan Lingkar Timur (JLT) Sidoarjo, seperti di kawasan Desa Damarsi, Kecamatan Buduran sampai ke Kedungpeluk, Kecamatan Candi harganya sudah diatas Rp 50 ribu permeter/3. “Kalau tambak yang dekat JLT sudah diatas Rp 100 ribu,” ujar Budiman, salah satu warga Buduran, Jumat (6/6/2014).
Kebanyakan tanah dan tambak di kawasan tersebut sudah dibeli oleh pengusaha-pengusaha. Mereka membeli, ada yang punya maksud untuk dimanfaatkan sendiri, adapula yang dijual lagi.
Dalam beberapa tahun saja, mereka bisa memperoleh untuk dua kali lipat. Apalagi, kini NJOP tanah dan tambak di kawasan tersebut terus naik. “Sekarang saja NJOP tambak di kawasan Gebang, Sidoarjo diatas Rp 25 ribu. Nilai NJOP terus naik,” ujar Syarif, salah satu petambak.
Syarif mengaku, tambak di wilayah Sidoarjo cukup luas, namun jika nantinya dialihfungsikan menjadi kawasan industri tentu akan sangat berdampak. Khas Sidoarjo yang merupakan petambak akan tersingkir.
Dengan demikian, warisan nenek moyang seperti tradisi -tradisi mengelola tambak dengan cara tradisional akan musnah. “Kalau sudah semua tambak jadi pabrik, anak cucu kita mau kerja apa.Sidoarjo yang dulu dikenal sebagai petambak akan hilang,” cemas Syarif.
Untuk itulah, Syarif meminta agar pemerintah tidak merubah lahan hijau atau pertambakan menjadi kahan kuning yang bisa digunakan untuk industri. Bagaimanapun juga mata pencaharian warga Sidoarjo sebagai petambak harus dilindungi. (st-12)