SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan

DKP Sidoarjo Pilah Sampah Pakai Conveyor

DSC_0428

 Pemungut sampah sedang memilah sampah di pemilihan sampah Jalan Lingkar Timur, Sidoarjo.
Pemungut sampah sedang memilah sampah di pemilihan sampah Jalan Lingkar Timur, Sidoarjo.

Bangun Tempat Pemilahan Sampah, DKP Target Serap 1500 Tenaga Kerja

(SIDOARJOterkini)- Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo membuat gebrakan baru dalam hal pengelolaan sampah. Yakni, dengan membangun tempat pemilahan sampah.

Tempat pemilahan sampah itu juga tergolong canggih karena menggunakan mesin conveyor (mesim pemilah). Warga yang memilah sampah tinggal mengambil sampah di mesin yang bergerak memutar itu.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo, Bahrul Amig mengatakan saat ini pihaknya masih mengoperasikan tempat pemilahan sampah di Jalan Lingkar Timur. Kedepan, akan dibangun tempat pemilahan sampah paling tidak di 10 lokasi.

Bukan hanya bisa mengolah sampah dan mengurangi pembuangan sampah ke TPA. Namun, akan ada nilai ekonomis bagi pekerja karena sampah bisa dijual. “Kami menarget bisa mempekerjakan paling tidak 1500 orang jika sudah ada 10 tempat pemilahan sampah,” jelas Bahrul Amig.

BACA JUGA :  Kemenkumham Jatim Dukung Penerapan Keadilan Restoratif Sebagai Pidana Alternatif

Cara kerja mesin ini sebenarnya cukup sederhana. Sampah yang baru di keluarkan dari gerobak langsung dimasukkan ke mesin pemilah. Sampah dari berbagai kotoran organik dan unorganik itu dipisahkan dengan cara manual oleh pekerja dengan memungut barang berbahan plastik seperti botol minuman mineral maupun beling. Sisanya yang merupakan sampah unorganik didorong dengan mesin menuju crasher (mesin pencacah) .

Mesin crasher melumatkan seluruh sampah untuk dijadikan pupuk. Sedangkan bahan plastik sisanya didorong dengan blower. Kekuatan angin dari mesin blower ini akan menghempaskan plastik menuju bak penampungan.

Di lokasi sampah terpadu itu sampah dikelompokkan ke dalam tiga bagian. Pertama adalah sampah organik yang masuk di bak penampungan, berikutnya sampah rumah tangga untuk dijadikan pukuk, ketiga adalah cacahan plastik kresek.

Bahrul Amig menjelaskan, tempat sampah terpadu di lingkar timur ini merupakan prototype dari system konvensional untuk menuntaskan persoalan sampah. Selain ada mesin sampah akan dibangun pula barak penampungan untuk petugas sampah.

BACA JUGA :  Posko Lebaran Ditutup, Bandara Internasional Juanda Layani 700 Ribu Penumpang

Dibutuhkan Rp 2 miliar untuk satu lokasi pemilahan sampah. Kendati demikian, jangka panjangnya akan bisa mengelola sampah di Sidoarjo tanpa harus membuang ke TPA yang kondisinya sudah overload.

Tenaga kerja yang direkrut, mulai pembawa gerobak, pemilah, pemulung, pengangkut sampah untuk di bawa ke tempat industry yang membutuhkan. Sampah yang dihasilkan ini sudah ada yang memesan. “Tidak perlu repot. Sampah ini mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tidak ada yang dibuang, semua akan menjadi uang,” tambah Amig.

Sistem kerja alat ini harus diikuti dengan kemauan keras pekerjanya. Seluruh sampah yang diproses hari itu harus sudah diangkut hari itu pula. tidak boleh menunggu dua hari, intinya tidak boleh menimbun sampah hasil proses alat ini.

BACA JUGA :  Usai Libur Lebaran, KB-TK Al Muslim Gelar Halal Bihalal  

Pemiliahan sampah seperti ini tidak bisa libur. Walaupun lebaran akan terus bekerja. Sebab, libur sehari saja akan menyebabkan sampah menumpuk dan akan menjadi beban bagi pekerjanya.

Alat ini tidak menghilangkan semua sampah. Setiap harinya hanya memproses 60 gerobak saja untuk satu tempat sampah terpadu atau hanya 10% saja dari satu kawasan. Sisanya tetap saja di buang di tempat pembuangan akhir.

Untuk tempat pemilahan sampah di Lingkar Timur, pekerja tampak gesit mengambil sampah yang dibawa conveyor menuju crasher. Ada sekitar 6 anak muda memilah plastik.

Bau menyengat sampah tidak dihiraukan. Mereka juga tidak memakai masker untuk melindungi hidungnya. “Sudah biasa mas mencium bau sampah, jadi untuk apa pakai masker,” ujar Temu, pemungut sampah. (st-12)