SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks

Bangun Sidoarjo, Cip-Kolik Perbanyak Cluster Ekonomi Kreatif

image

Pak Cip-Cak Kolik saat memaparkan pembangunan ekonomi berbasis cluster ekonomi kreatif.

(SIDOARJOterkini)- Membangun Sidoarjo dalam jangka menengah dan panjang, sudah saatnya tidak hanya mengandalkan kekuatan program dan anggaran pemerintah. Bersatunya harapan masyarakat merupakan energi positif yang dapat jadi pijakan menggerakan seluruh kreativitas publik dan potensi lokal.

H. Abdul Kolik SE (Cak Kolik) mengungkapkan, Sidoarjo ini sangat kaya potensi lokal. Salah satu dari sekian banyak potensi adalah mendayagunakan kawasan minapolitan. Kawasan perikanan berbasis tambak ini layak dioptimalkan sebagai kluster perikanan. Dengan penetapan ini diharapkan potensi perikanan semakin didorong menghidupkan potensi desa dan sekaligus menggerakan perekonomian daerah.

BACA JUGA :  Polresta Sidoarjo Gelar Latihan Pengamanan Pilkada 2024

“Program pemberdayaan pun berpeluang dikembangkan. Potensi kawasan minapolitan dapat dipola untuk meningkatkan aktivitas usaha berbasis pertambakan, home industri makanan olahan, mengembangkan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat, serta mendorong wirausaha di perdesaan” katanya.

Hal senada disampaikan H. MG. Hadi Sutjipto SH, MM (Pak Cip), selain menguatkan rencana pembangunan kluster-kluster berbasis ekonomi kreatif, di Sidoarjo masih banyak ruang kosong yang berpeluang ‘disulap’ menjadi ruang terbuka hijau. RTH ini diproyeksikan sebagai sarana rekreasi keluarga dan taman edukasi berbasis lingkungan. Kreativitas merubah tempat pembuangan akhir sampah menjadi Taman Edukasi Tanjoeng Puri di lingkar timur, contoh yang dikembangkan di wilayah lain.

BACA JUGA :  Masyarakat Keluhkan Sulitnya Urus Perpajakan di BPPD Sidoarjo, Ada Apa?

Selain sebagai sarana rekreasi keluarga, Taman edukasi seperti ini layak dioptimalkan sebagai sarana mempromosikan produk unggulan lokal atau hasil kreasi daur ulang. Bisa juga untuk menguatkan ‘posisi’ makanan khas Sidoarjo dan kreasi makanan olahan lokal di masyarakat. Kreasi makanan lokal itu, bisa berbasis hasil tambak seperti bandeng dan udang; serta hasil budidaya perikanan darat seperti lele, mujair, patin atau berbagai jenis hasil kreativitas yang lainnya. (*)