SIDOARJO TERKINI
Gaya Hidup & Romantika Headline Indeks Pilbup Sidoarjo 2020 Pojok Desa Politik & Pemerintahan Profil

Bacabup Sidoarjo Gus Muhdor Ali Sapa Pedagang Pasar Wage Taman

(SIDOARJOterkini) – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengunjungi pasar tradisional di Desa Wage, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Hal tersebut dilakukan untuk melihat lebih dekat pasar tradisional yang merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi rakyat, Minggu 12 Januari 2020.

Program Sobo Pasar yang digagas pria yang akrab dipanggil Gus Muhdlor ini, untuk menjadikan pasar tradisional sebagai basis pergerakan utama perekonomian kerakyatan yang mampu menopang perekonomian bangsa.

“Pondasi utama ekonomi kerakyatan dari pasar rakyat. Kalau mau melihat kekuatan ekonomi riil Sidoarjo ya pasar rakyat seperti ini,” kata Gus Muhdlor disela kunjungannya.

BACA JUGA :  Koramil 0816/01 Sidoarjo Gelar Halal Bi Halal dengan Sederhana dan Kekeluargaan

Gus Muhdlor berharap, pasar rakyat harus dibangun dan diperbanyak. Menurutnya minimal di setiap desa harus memiliki satu pasar. Selain itu, pasar rakyat harus saling terintegrasi antara pasar di tingkat desa, pasar kecamatan hingga pasar kabupaten dan pasar induk.

“Problem utama pasar itu, tidak sekadar revitalisasi. Tetapi juga harus dibangun sebuah sistem yang terintegrasi antara satu pasar dan pasar lainnya,” ungkap Muhdlor.

BACA JUGA :  Koramil 0816/02 Candi Laksanakan Kegiatan Pembukaan Lahan Untuk Penanaman Jagung di Kebonsari

Dalam blusukkan sobo pasar ini, Gus Muhdlor mendapatkan keluhan masalah klasik yang dialami pasar tradisional di Sidoarjo. Yakni kurang dan minimnya perhatian pemerintah daerah.

“Masalah klasik ini kerap terjadi di pasar-pasar tradisional. Minimnya perhatian pemerintah untuk revitalisasi. Karenanya, pasar tradisional menjadi kumuh, becek, kotor, tidak tertata dan mulai ditinggalkan pelanggan,” tegas CEO Sidoresik ini.

BACA JUGA :  Diduga Korban Tabrak Lari, Pemotor Ditemukan Luka Parah di Jalan Sidomulyo Krian

Padahal, di setiap pasar tradisional diketahui jika rupiah terus berputar dan tidak ada hentinya. Bahkan, denyut nadi perekonomian masyarakat ada di pasar tradisional itu.

“Konsistensi perekonomian kerakyakatan itu yang harus dijaga agar tetap berkesinambungan,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Gus Muhdlor beserta sukarelawan Sidoresik juga mensosialisasikan bahaya kantong plastik. Tak hanya mengimbau meninggalkan kantong plastik, Gus Muhdlor juga membagi-bagikan kantong ramah lingkungan bagi para pengunjung pasar. (cles/st-12)