(SIDOARJOterkini)- Kirab Resolusi Jihad NU dalam rangka Hari Santri Nasional 2016 yang dimulai dari kabupaten Banyuwangi juga singgah di Kabupaten Sidoarjo. Rombongan kirab yang sebelumnya singgah dari Kota Malang ini, tiba sekitar pukul 20.00 dari pukul 18.00 WIB yang dijadwalkan.
Sekitar 800 warga nahdliyin Sidoarjo menyambut kedatangan rombongan kirab ini di depan Masjid Agung Sidoarjo dengan iringan lagu “Subbanul Wathon” dan iringan musik hadrah.
Kemudian, saat masuk Pendopo Kabupaten Sidoarjo, rombongan kirab resolusi jihad NU ini disambut atraksi “Pencak Dor” dari pagar nusa PCNU Sidoarjo. Atraksi pencak dor, yang menampilkan pesilat pagar nusa dalam posisi telungkup dan diatas punggungnya dinyalakan petasan ukuran jumbo.
Attraksi pesilat Pagar Nusa ini mendapat aplaus panjang dari para peserta kirab resolusi jihad NU. “Attraksi ini khas NU membuat saya kagum,” ujar cetus Bogex salah satu aktifis GP Ansor asal Prambon.
Usai atraksi, dilanjutkan prosesi penyerahan pataka kirab.P enyerahan dari peserta kirab PBNU ke tuan rumah , bendera merah putih ke wakil bupati Nur Ahmad Syaifuddin dan bendera NU ke ketua Tanfidziah NU Sidoarjo KH. Abdy Manab.
Sedangkan panji kirab resolusi jihad NU di serahkan pada kapolresta Sidoarjo Anwar Nasir dan Dandim 0816 Andre Julian. Saat penyerahan panji kirab, lagu Subbanul wathon karya (alm) KH Wahab Chasbullah bergema di pendopo kabupaten Sidoarjo dan dilanjut dengan ikrar santri .
Ikrar santri dibaca dan di ikuti serentak oleh peserta kirab resolusi Jihad NU bergema di pendopo kabupaten. Sebagian dari ikrar santri ini
” Berideologi negara satu, ideologi Pancasila, /berkonstitusi satu /Undang – undang Dasar Republik Indonesia, /berkebudayaan satu, /kebudayaan Bhineka Tunggal Ika ”
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, menyampaikan terima kasihnya Sidoarjo telah dipercaya untuk jadi tempat persinggahan dari kirab resolusi jihad NU ini.
” Kirab resolusi jihad NU sebagai bagian dari peringatan hari santri nasional 2016 ini ,mengingatkan semua pihak tentang perjuangan kemerdekaan republik Indonesia dan kontribusinya dari kaum santri atau pesantren secara umum,” ungkap cak Nur panggilan akrabnya.
Menurut Cak Nur, tantangan kedepan yang mengganggu sendi sendi kehidupan negara dan bangsa menjadi pekerjaan rumah bagi kaum santri untuk tetap berkomitmen untuk selalu menjaga.(st-14)