SIDOARJO TERKINI
Headline Indeks Pendidikan & Kesehatan

123 Ribu Warga Sidoarjo Belum Tercover KIS, BPJS Dirikan Pos Pantau

IMG_20160203_103012

(SIDOARJOterkini) – 123 Ribu warga Sidoarjo Belum Tercover dalam daftar penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS Cabang Sidoarjo siapkan Posko pemantauan dan penanganan pengaduan distribusi Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Belum tercovernya jumlah tersebut, dikarenakan adanya pembaruan dan penyesuaian data penerima kis dikabupaten sidoarjo,” Kata Dr Dwi Hesti Yunianti, Kepala BPJS Cabang Sidoarjo, Rabu (03-02-2016). Saat Jumpa Pers di Kantor BPJS Cabang Sidoarjo, Jl Pahlawan Sidoarjo.

BACA JUGA :  Danramil 0816/05 Tulangan Hadiri Pertemuan Silaturahmi Forkopimka Bersama MUI Sidoarjo

Dirinya menambahkan, distribusi Kartu Indonesia Sehat sudah dilakukan sejak bulan lalu, Namun pendistribusian tersebut masih banyak masyarakat yang seharusnya mendapatkan KIS, ternyata masih belum masuk data sebagai calon penerima kis.

“Untuk penyelesaian pendistribusian ini, kami upayakan pada tahun ini tercover semua. Maka dari itu kami mendirikan posko pemantauan dan penanganan pengaduan distribusi Kartu Indonesia Sehat (KIS),” Terangnya.

BACA JUGA :  Lawan Gresik United, Panpel Deltras Sediakan 8 Ribu Tiket

Berdasarkan data di Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo, masih terdapat 123 Ribu masyarakat yang belum menerima KIS. Adapun jumlah tersebut berasal dari eks Jamkesda sebanyak 41 Ribu dan masyarakat miskin yang belum masuk Jamkesda sebanyak 82 ribu.

Dari total jumlah masyarakat Sidoarjo sebanyak dua juta jiwa lebih. Dari jumlah itu, hanya 420 ribu jiwa merupakan masyarakat penerima Kartu Indonesia Sehat yang oleh BPJS Sidoarjo sejak awal januari lalu dengan menggunakan jasa pengiriman swasta dan tanpa dipungut biaya.

BACA JUGA :  Penerimaan CPNS dan PPPK Kemenkumham Tahun 2023 Dibuka Hari Ini

“Kami akan tetap melakukan verifikasi data maksimal setiap enam bulan sekali, untuk mengetahui calon penerima KIS. Karena dimungkinkan ada penerima KIS yang dianggap gugur karena di anggap mampu. ,” Pungkas Dr Dwi Hesti Yunianti. (alfan)